Ia menyatakan, untuk mempercepat proses penanganan pasca-banjir di Cirebon, tim taruna siaga bencana (tagana) dari kabupaten/kota terdekat ikut dikerahkan mulai Sabtu (9/3).
Para petugas tagana, kata Risma, disiagakan untuk membantu warga yang masih berjibaku membersihkan tempat tinggalnya dari lumpur bekas banjir. Mereka pun bakal menyalurkan logistik bantuan kepada para korban.
“Anak-anak tagana dengan tim kami sudah beberapa hari ada di sini. Setelah ini kami kirim kekuatan tim tagana dari daerah-daerah sekitar untuk menambah kapasitas, terutama kebutuhan makanan,” katanya.
Sementara Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriani Gantina menyampaikan pada Kamis (7/3), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyerahkan dana operasional Rp250 juta serta sejumlah bantuan logistik dan peralatan guna mengurangi dampak banjir di Cirebon.
Bantuan logistik, katanya, terdiri atas perahu, pompa air, sandang dan pangan, serta hal lainnya yang sangat dibutuhkan warga pasca-banjir.
“Bantuan dari BNPB ini bisa menjadi pemantik untuk bisa mendorong pihak lainnya menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir,” kata Selly.
Dia juga menuturkan, setelah musibah ini, seluruh pemangku kepentingan harus duduk bersama dan melakukan kajian untuk mengatasi akar masalah terkait bencana banjir.
Misalnya, Pemda Kabupaten Cirebon dapat meningkatkan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanis-Cisanggarung untuk normalisasi sungai.
“Kalau saya melihat bahwa bentuk komunikasi pemerintah daerah harus semakin intens, khususnya dengan BBWS. Keduanya harus memetakan daerah atau sungai mana saja yang harus dinormalisasi," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos pastikan perbaiki rumah rusak akibat banjir di Cirebon