Warga Cicalengka di lokasi kejadian mengaku melihat rangkaian kereta masih melaju sesaat setelah terjadi tabrakan antara kereta api (KA) Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya di petak jalan kereta antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka di Kabupaten Bandung.
"Jadi terdengarnya 'brak', gak terlalu keras. Dan begitu suara terdengar, rangkaian keretanya juga masih maju. Dua kereta bagian belakang kemudian baru berhenti di depan rumah," ujar Titi Rohaeti (53), warga setempat, Jumat.
Pada Jumat (5/1) pagi itu peristiwa menggemparkan terjadi di petak jalan kereta antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka di Kabupaten Bandung, ketika KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya bertabrakan.
Peristiwa yang dicatat oleh berbagai pihak berwenang terjadi pukul 06.03 WIB di jalur menikung itu menyebabkan lokomotif dan empat gerbong eksekutif KA Turangga dari arah Timur anjlok.
Sementara lokomotif dan tiga kereta KA Commuterline Bandung Raya keluar jalur, bahkan kereta terdepan menumpuk ke lokomotif hingga terpental ke sawah dan satu lainnya terguling.
Kejadian tersebut membuat warga di sekitar jalur itu kaget di tengah pagi yang sejuk.
Titi Rohaeti, warga Kampung Babakan DKA, Desa Cikunya, Cicalengka mengaku mendengar suara tubrukan yang tidak begitu keras dan melihat rangkaian kereta dari Timur masih melaju setelahnya.
Setelah kejadian tersebut, Titi dan suaminya serta anaknya mengecek keadaan kereta Turangga yang membawa 287 penumpang dan KA Commuterline Bandung Raya dengan 191 penumpang yang bertabrakan tersebut.
"Jadi terdengarnya 'brak', gak terlalu keras. Dan begitu suara terdengar, rangkaian keretanya juga masih maju. Dua kereta bagian belakang kemudian baru berhenti di depan rumah," ujar Titi Rohaeti (53), warga setempat, Jumat.
Pada Jumat (5/1) pagi itu peristiwa menggemparkan terjadi di petak jalan kereta antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka di Kabupaten Bandung, ketika KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya bertabrakan.
Peristiwa yang dicatat oleh berbagai pihak berwenang terjadi pukul 06.03 WIB di jalur menikung itu menyebabkan lokomotif dan empat gerbong eksekutif KA Turangga dari arah Timur anjlok.
Sementara lokomotif dan tiga kereta KA Commuterline Bandung Raya keluar jalur, bahkan kereta terdepan menumpuk ke lokomotif hingga terpental ke sawah dan satu lainnya terguling.
Kejadian tersebut membuat warga di sekitar jalur itu kaget di tengah pagi yang sejuk.
Titi Rohaeti, warga Kampung Babakan DKA, Desa Cikunya, Cicalengka mengaku mendengar suara tubrukan yang tidak begitu keras dan melihat rangkaian kereta dari Timur masih melaju setelahnya.
Setelah kejadian tersebut, Titi dan suaminya serta anaknya mengecek keadaan kereta Turangga yang membawa 287 penumpang dan KA Commuterline Bandung Raya dengan 191 penumpang yang bertabrakan tersebut.