Antarajawabarat.com,23/12 - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menargetkan jumlah tenaga kerja Indonesia yang ditempatkan di Korea Selatan bisa mencapai sekitar 12 ribu orang pada 2014.
"Mudah-mudah bisa mencapai 12 ribu. Kemarin (2013) kita dikasih 7.300 ke Korea, kita kebut dan kita bisa melebihi itu yakni sebanyak 9.041. Artinya kita melebihi dari batas yang diberikan oleh pemerintah Korea," kata Ketua BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat di Bandung, Senin.
Ditemui usai memberikan orasi budaya di Kampus IV Unpas Jalan Setiabudi Kota Bandung, ia mengatakan penempatan TKI di Korea 2013 yang melebihi target karena ada beberapa negara lain yang tidak mampu memenuhi kuota penempatan tenaga kerjanya di Korea.
"Kenapa kita melebihi target karena ada negara yang tidak memenuhi, seperti ada negara dikasih kuota 8.000 orang tapi mereka cuma bisa memenuhi atau menempatkan 5.000 orang," kata dia.
Ia menuturkan tentang proyeksi penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri tahun depan yakni menempatkan tenaga kerja yang profesional.
"Kita ingin menempati TKI yang profesional lah. Artinya, kita ingin mengurangi penata laksanaan rumah tangga ke non penata laksana rumah tangga. Dan itu mulai banyak seperti perawat, di perhotelan, konstruksi minyak dan gas," kata dia.
Ia mengatakan saat ini pengurangan tenaga kerja dari penata laksana rumah tangga ke non penata laksana rumah tangga juga sudah dilakukan di Arab Saudi.
"Kalau dulu orang Indonesia di Arab Saudi ngak dikenal kerja di Carrefour, McDonalds atau di Star Buck atau konstruksi. Tapi sekarang jadi tahu, oh ternyata orang Indonesia bisa semua," kata Jumhur.
Menurut dia, gaji yang terima TKI non penata laksana rumah tangga jauh lebih besar dengan gaji TKI penata rumah tangga.
"Sebagai contoh di Korea, para TKI yang kerja di pabrik, gajinya dalam sebulan bisa mencapai Rp11 juta. Itu hitungannya kerja 8 jam per hari. Kalau lembur bisa lebih besar lagi. Oleh karena itu, tahun depan kita dorong hal seperti ini," katanya.
Ajat S