Antarajawabarat.com, 17/12 - Kawasan industri Jawa Barat bagian timur memiliki poteni besar untuk jadi lokasi pengembangan industri kain "non-woven" terbesar di Indonesia.
"Industri kain nonwoven bisa masuk ke wilayah industri Jabar timur dan potensinya cukup besar. Industri itu masih sedikit sedangkan pertumbuhan pasarnya cukup besar," kata Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indoneia (API) Jabar Kevin Hartanto pada acara Forum Asia Non-Woven Fabric Association (ANFA) di BCC Kota Bandung, Selasa.
Menurut Kevin, kehadiran dan tingginya kebutuhan terhadap produk non-woven merupakan sebuah peluang besar bagi produk selain tekstil dan produk tekstil di Jawa Barat dan juga di Indonesia.
Ia menyebutkan, investor dari China dan Taiwan sangat tertarik untuk mengembangkan produk tersebut di Indonesia yang jumlahnya masih kecil.
"Saya kira dalam beberapa tahun ke depan kapasitas produksi ini di Indonesia akan meningkat tajam, pasarnya riil dan Jabar timur memiliki potensi untuk pengembangan industri non-woven," kata Kevin.
Menurut Kevin masuknya non-woven diharapkan meningkatkan share produk tekstil Indonesia di pasar dunia. Kehadiran produk itu bisa mendorong sektor TPT Jabar. Secara umum pasar TPT Indonesia di kancah internasional saat ini baru mencapai dua persen.
"Pasar TPT Indonesia saat ini baru dua persen dari pasar dunia, ada kecenderungan terus menurun sehingga perlu ada pendorong baru, salah satunya dari sektor non-woven ini," katanya.
Hal senada juga dikemukakan Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal Sutisno. Menurut dia, salah satu alternatif inudustri padat karya ekspansi di Jabar yaitu ke Jabar Timur. UMK di kawasan tersebut juga masih cukup terjangkau.
"Indusatri non-woven bisa masuk ke Jabar Timur. Potensinya masih cukup besar," pungkas dia.
Industri di Indonesia, lanjut dia, bisa mengandopsi sistem permesinan dari China melalui ANFA. Secara teknologi, mereka jauh lebih maju dari mesin di Jabar.
"Potensinya besar, terlebih sistem permesinanya sudah tersedia dan relatif terjangkau. Saya kita ini peluang besar bagi TPT Indonesia untuk meningkatkan market share di dunia," kata Agung Suryaman Sutrisno menambahkan.
Hal tersebut juga mendapat respon dari pemerintahan di Jawa Barat. Kepala Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Jabar Dadang Ma'soem yang menyatakan peluang Jabar timur sebagai kawasan industri baru di Jabar sangat mendukung.
"Termasuk untuk pengembangan produk baru cukup potensial, industri non-woven bisa diarahkan ke sana. Dari sisi UMK di kawasan Majalengka dan sekitarnya masih cukup terjangkau oleh industri padat karya," kata Dadang Ma'soem.
Sementara itu acara Forum Asia Non-Woven Fabric Association (ANFA) diikuti oleh ratusan pengusaha TPT di Jawa Barat dan dari sejumlah negara di Asia. Tujuannya adalah untuk membuka pasar disamping meningkatkan kapasitas produksi.***3***
