Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Selatan (KPKP Jaksel) menyebutkan sakit demam dan tidak mau makan pada hewan ternak sapi merupakan gejala awal penyakit "Lumpy Skin Disease (LSD)" atau lato-lato.
"Salah satu gejala awal sapi mengalami Lumpy Skin Disease yakni demam ringan dan tak mau makan," kata Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Suku Dinas KPKP Jakarta Selatan Irawati Harry saat ditemui di kawasan Setiabudi, Jakarta, Jumat.
Selain demam yang menjadi gejala utama, disebutkan Ira gejala lainnya yakni adanya benjolan di permukaan kulit sapi sehingga berbentuk bola seperti alat main lato-lato.
Pada awalnya, benjolan itu berbentuk kecil dan sedikit namun jika lebih parah maka akan semakin banyak menjalar ke seluruh tubuh.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada pemilik sapi untuk memastikan hewan ternaknya sehat sebelum diperjualbelikan maupun digunakan untuk hal lain.
Adapun pencegahannya bisa dimulai dengan memastikan kandang bersih, pemberian vitamin dan obat hingga memiliki vaksinasi.
"Alhamdulillah sampai sekarang belum ditemukan ya Lumpy Skin Disease pada sapi di wilayah kami," tambahnya.
Dengan demikian, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan rutin menggencarkan pemeriksaan kesehatan hewan ternak menjelang Idul Adha mendatang untuk memastikan dagingnya layak konsumsi.
Tahun ini wabah Lumpy Skin Disease (LSD)" ditemukan di Indonesia. Wabah LSD merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae yang umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau.
Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus ini juga dapat menular melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu pada ternak.
Demam dan ogah makan gejala awal penyakit LSD pada ternak sapi
Jumat, 23 Juni 2023 13:11 WIB