Cianjur (ANTARA) - Bupati Cianjur, Jawa Barat Herman Suherman meminta Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cianjur untuk memprogramkan perbaikan jalan yang dikeluhkan warga dalam kondisi rusak pada sejumlah wilayah terutama di selatan.
"Kami setiap pekan menggelar kegiatan 'Desa Manjur Bungah Pisan' dimana bupati bersama kepala dinas berkantor dan memberikan pelayanan selama satu hari penuh untuk warga di desa," kata Herman, di Cianjur Jumat.
Kegiatan tersebut, termasuk menampung berbagai aspirasi dari warga terkait pelayanan pemerintah yang dinilai masih kurang, sebagian besar desa yang sudah disambangi mengeluhkan rusaknya infrastruktur jalan desa dan kabupaten sehingga menghambat pembangunan.
Untuk mengabulkan permintaan warga yang sebagian besar meminta perbaikan jalan guna meningkatkan perekonomian, pihaknya meminta kepala dinas terkait untuk memasukkan usulan perbaikan jalan di masing-masing desa secara bertahap karena terbatasnya anggaran.
"Kami akan tampung dan segera dilakukan perbaikan secara bertahap, namun skala prioritas diberlakukan untuk jalan menuju objek wisata dan jalur utama perekonomian warga. Tercatat tahun ini, puluhan kilometer sudah dalam proses pengerjaan," katanya pula.
Sementara warga di Desa Sukajembar, Kecamatan Sukanagara mengeluhkan rusaknya infrastruktur jalan sepanjang 15 kilometer penghubung utama antardesa dan kecamatan yang kondisi landasannya tinggal batu tidak lagi beraspal, sehingga menyulitkan kendaraan untuk melintas.
Kepala Desa Sukajembar Dadang Romdona mengatakan rusaknya jalan utama penghubung antardesa dan kecamatan berstatus jalan kabupaten itu, sudah belasan tahun rusak terlihat dari batu sebagai landasan jalan karena aspal yang dulu pernah ada sudah hilang.
"Kami sudah sampaikan langsung pada Bupati Cianjur keinginan warga hanya satu, perbaikan jalan segera dilakukan pemerintah daerah guna meningkatkan pembangunan ekonomi, pendidikan dan kesehatan di desa di Kecamatan Sukanagara," katanya lagi.
Akibat rusaknya jalan sejak belasan tahun terakhir, aktivitas perekonomian terhambat karena warga kesulitan mendapat transportasi murah guna membawa hasil bumi, sedangkan wilayah tersebut termasuk penghasil pendapatan asli daerah (PAD) untuk Cianjur dari perkebunan dan pertanian.