Antarajawabarat.com,24/7 - Para pedagang daging sapi di Pasar Kosambi Kota Bandung berharap distribusi daging sapi berasal dari sapi potong impor bukan daging yang diimpor langsung dari Australia.
"Sebaiknya yang di impor itu sapi bukan dagingnya. Daging itu yang laku dari lokal karena pembeli di pasar tradisional menginginkan daging yang segar," kata salah seorang pedagang sapi Pasar Kosambi Kota Bandung, Rohmansyah di Bandung, Rabu.
Ia mengatakan bahwa pedagang di pasar tradisional tidak diberikan keuntungan apabila daging impor tersebut didistribusikan.
"Bagi para pedagang di pasar tradisional tidak mendapat keuntungan. Saya sendiri tidak sanggup menjual daging impor karena pembeli menginginkan daging yang segar, contohnya pedagang bakso," katanya.
Senada dengan Rohmansyah, Yani mengatakan lebih memilih sapi impor yang didistribusikan ke pasar tradisional dibandingkan daging impor.
"Saya sebagai pedagang ingin sapi impor bukan daging impor, karena pembeli ingin daging yang segar. Bila ada daging impor itu membuat rugi bagi pedagang daging lokal," katanya.
Rohmansyah mengatakan adanya daging impor di pasar tradisional tidak memberikan keuntungan bagi penjual.
"Bila di pasar tidak berpengaruh. Daging impor itu hanya membantu pembeli saja, sementara pedagang justru dirugikan," katanya menambahkan.
Sementara itu Kepala Humas Bulog Divre Jawa Barat Sumarna Muharif menyatakan daging impor belum masuk ke Kota Bandung. Namun demikian secepatnya akan masuk di Bandung dalam rangka stabilisasi harga.
"Hari ini belum masuk ke Bandung, namun rencananya memang minggu ini sudah masuk ke Bandung," kata Sumarna.
Rencananya penjualan daging impor itu berkisar Rp75 ribu hingga Rp85 ribu, tergantung jenis dagingnya. Sementara itu daging impor sebelumnya telah dipasok di sejumlah daerah di kawasan Bogor, Depok dan Bekasi.***3***
Syarif A