Antarajawabarat.com, , 18/7 - Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Sangga Buana (USB) YPKP Bandung mengembangkan perangkat keras dan lunak pendeteksi cuaca.
"Mungkin ini bukan yang pertama kali, namun modulnya dan perangkatnya asli dikembangkan para mahasiwa USB," kata Rektor USB Sangga Buana Prof Dr Asep Effendi didampingi Ketua Jurusan Teknik Elektro Hartuti Mistialustina di Bandung, Kamis.
Menurut Asep, selain mengembangkan perangkat pendeteksi cuaca, juga dikembangkan robot jalur yang bisa digunakan untuk operasional alat pemantau CCTV dan pengamanan.
Sementara itu perangkat pendeteksi cuaca yakni suhu, arah dan kecepatan angin
dikembangkan oleh Hendrik Ridwan yang mengembangkan perangkat keras sedangkan aplikasi perangkat itu dikembangkan oleh Arif Wicaksono.
Pengembangan alat pendeteksi cuaca itu, menurut pengakuan Hendrik Ridwan dikembangkan bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang memberikan fasilitasi peminjaman perangkat sensor pendeteksi alat deteksi cuaca itu.
"Dari alat sensor itu dikembangkan dan dibaca oleh hardwere yang kami kembangkan dan dipantau dalam sistem digital, sedangkan aplikasinya dikemas dalam formas personal computer," kata Hendrik.
Hendrik menyebutkan alat sensor cuaca untuk kepentingan stasiun cuaca mini tersebut. Rancang bangun pengamat cuaca mini tersebut dilakukan dengan menggunakan mikro kontroler ATM-EGA 8535.
"Perangkatnya kami rancang sendiri, dan disinergikan dengan softwere yang dikembangkan teman saya Arif Wicaksono. Dalam hal ini kami bekerja team work dan bersinergi," Hendrik.
Dalam display perangkat keras yang dirancang Hendrik, dapat diketahui prameter suhu ruangan dengan maksimal 35 derajat celcius, kemudian arah angin dan kecepatan angin.
Sementara itu Arif Wicaksono membuat perangkat lunak dengan menggunanakan sistem 'Visal Basic' dalam menyusun bahasa programnya.
"Dari sensor itu dapat dibaca berapa temperatur, arah dan kecepatan angin. Selain itu perangkat ini juga bisa menyimpan data untuk beberapa hari ke belakang. Data semuanya langsung disaving," kata Arif.
Ia menyebutkan, perangkat stasiun cuaca mini ini bisa digunakan untuk mendukung pertanian, kebun hidroponik dan juga di kawasan yang memerlukan stasiun cuaca.
"Model ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan dengan parameter cuaca lainnya seperti kelambaban, curah hujan dan lainnya.
Sementara itu Rektor USB YPKP Bandung Prof Dr Asep Effendi menyebutkan, perangkat tersebut merupakan salah satu pengembangan mahasiswa, yang juga bagian tugas akhir dari masa pendidikan mereka.
"Setiap tugas akhir diwajibkan membuat produk unggulan, mungkin tidak semuanya baru namun ada nilai tambah yang bisa diaplikasikan di masyarakat," kata Asep Effendi menambahkan.***4***
Rizki Pratama
MAHASISWA USB BANDUNG KEMBANGKAN PERANGKAT DETEKSI CUACA
Kamis, 18 Juli 2013 17:06 WIB