Menurut dia, perbedaan kemungkinan terjadi pada penetapan awal Syawal dan Zulhijah, karena Kementerian Agama berpedoman pada kriteria yang disepakati Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
"Hal ini karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat. Kalau kriteria ini tidak dipenuhi berarti tidak dapat dilihat, sehingga bulan baru terjadi pada lusa," kata Syamsul.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan warga Muslim untuk saling menghargai, menghormati, dan tasamuh atau toleransi apabila terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, Syawal, maupun Zulhijah.
"Kita punya pengalaman berbeda dalam hal 1 Ramadhan, 1 Syawal, 10 Zulhijah, sehingga perbedaan itu jangan dianggap sebagai sesuatu yang baru. Artinya kita sudah terbiasa dengan perbedaan, lalu timbul penghargaan dan kearifan," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Awal Syawal Muhammadiyah kemungkinan berbeda dengan pemerintah
1 Syawal Muhammadiyah mungkin akan berbeda dengan pemerintah
Senin, 6 Februari 2023 20:10 WIB