New York (ANTARA) - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut setelah Moskow mengatakan dapat memangkas produksi minyak mentah sebagai tanggapan atas pembatasan harga G7 pada ekspor Rusia.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari terangkat 2,07 dolar AS atau 2,7 persen, menjadi menetap di 79,56 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari bertambah 2,94 dolar AS atau 3,63 persen, menjadi ditutup pada 83,92 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Statistik menunjukkan bahwa WTI untuk pengiriman Februari mencapai 80,33 dolar AS per barel di sesi pagi sebelum melepaskan beberapa kenaikan.
Minyak WTI saat ini mencoba untuk menetap di atas level 80 dolar AS karena para pedagang bereaksi terhadap berita terbaru dari Rusia, catat Vladimir Zernov, analis pasar dengan pemasok informasi pasar FX Empire.
Rusia dapat memangkas produksi minyak mentahnya sebesar 5-7 persen pada awal 2023 sebagai tanggapan atas pembatasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara Barat pada awal Desember, menurut laporan media pada Jumat (23/12/2022) yang mengutip Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak.