Menyadari kelemahan ini Martinez memasang pola 3-5-2 guna meredam kecepatan Kanada dan tak membiarkan tim Amerika Utara itu mendapatkan momentum serangan, terutama serangan balik yang sangat mengandalkan kecepatan.
Dalam formasi ini, bek sayap Thomas Meunier dan Timothy Castagne akan bergerak untuk memerdekakan trio gelandang Youri Tielemans, Axel Witsel, dan Kevin De Bruyne untuk bermain sekreatif mungkin tanpa terpancing ajakan tempo cepat yang dimainkan Kanada.
Selain itu formasi 3-4-2-1 membuat Kevin De Bruyne beroperasi sebagai penyerang bayangan yang gerakannya lebih bebas ketimbang striker murni.
Kanada sendiri tidak akan terganggu oleh upaya Belgia dalam merusak konsentrasi mereka memainkan pola permainan cepat. Lagi pula Kanada memiliki individu dan semangat kolektif dalam menciptakan masalah kepada lawan.
Kecepatan Alphonso Davies bisa menyusahkan Belgia, selain terpaksa memberikan perhatian ekstra keras kepada Jonathan Davies, dan juga Cyle Larin yang menjadi trisula Kanada dalam formasi 4-3-3.
Trisula ini akan didukung trio gelandang Tajon Buchanan, Atiba Hutchinson, dan Stephen Eustaquio yang memastikan adanya pasokan dukungan dan bola ke sepertiga terakhir lapangan di mana Hutchinson menjadi pemasok bola dari tengah. Sedangkan Buchanan dan Eustaquio lebih berfungsi sebagai penjaga keseimbangan lini tengah.
Posisi pelindung terakhir pertahanan Kanada akan diserahkan kepada kiper Milan Borjan yang dilindungi oleh kuartet belakang di bawah pimpinan Steven Vitoria dan Kamal Miller, sedangkan bek kanan Alistair Johnston dan bek kiri Sam Adekugbe menjadi pilihan ideal untuk sayap pertahanan Kanada yang setiap sayap menjadi motor serangan dari daerah pertahanan sendiri di sisi lapangan.
