Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun tipis di perdagangan Asia pada Rabu sore, karena data industri menunjukkan stok minyak mentah AS naik lebih besar dari yang diperkirakan dan di tengah kekhawatiran rebound dalam kasus COVID-19 di importir utama China akan mengganggu permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka Brent menyusut 9 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 95,27 dolar AS per barel pada pukul 07.27 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 20 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 88,71 dolar AS per barel.
Kedua kontrak acuan minyak merosot sekitar 3,0 persen pada Selasa (8/11/2022).
Persediaan minyak mentah AS naik sekitar 5,6 juta barel untuk pekan yang berakhir 4 November, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API), sementara tujuh analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata bahwa persediaan minyak mentah akan naik sekitar 1,4 juta barel.
Pekan lalu, pasar berpegang pada harapan bahwa China mungkin bergerak ke arah pelonggaran pembatasan COVID-19 tetapi selama akhir pekan pejabat kesehatan mengatakan mereka akan tetap berpegang pada pendekatan "pembersihan dinamis" mereka terhadap infeksi baru.
Kasus COVID-19 di Guangzhou dan kota-kota China lainnya telah melonjak, dengan jutaan penduduk di pusat manufaktur global itu diminta untuk melakukan tes COVID-19 pada Rabu.