Keseluruhan penandatanganan ini disaksikan Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury.
Pahala mengatakan Indonesia telah belajar dari pandemi COVID-19, yakni bagaimana bisa menghindari jika ada pandemi berikutnya, untuk bisa memperkuat infrastruktur kesehatan.
"Indonesia saat ini masih memiliki cukup besar ketergantungan pada negara lain, untuk bisa memastikan masyarakat Indonesia memperoleh pelayanan kesehatan seperti obat, vaksin, untuk bisa menghindari pandemi, oleh karenanya Bio Farma Group melaksanakan penandatanganan kerja sama untuk bisa memperkuat infrastruktur kesehatan di Indonesia," kata Pahala.
Pahala meneruskan vaksin IndoVac yang merupakan vaksin COVID-19 buatan Bio Farma, merupakan salah satu contoh dari pengembangan kemampuan dalam industri kesehatan yang semuanya kita lakukan kolaborasi dengan pihak luar Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan secara kapasitas produksi, Bio Farma memiliki kapasitas yang cukup besar, sehingga untuk tahap awal, mampu untuk memproduksi IndoVac sebanyak 20 juta dosis yang akan digunakan untuk program booster pemerintah dan akan meningkat hingga 40 juta dosis.
"Untuk secara total kapasitas produksi vaksin IndoVac, ke depannya kami bisa menyiapkan 120 juta dosis yang akan disesuaikan dengan permintaan. Sesuai dengan arahan Kementerian BUMN, bahwa vaksin IndoVac ini tidak hanya akan digunakan di Indonesia saja, karena kini saatnya Indonesia untuk membantu penanganan pandemi di dunia, mengingat masih terdapat kesenjangan suplai vaksin COVID-19 di dunia," kata Honesti.