"Obat-obatan tersebut sudah dilakukan pemeriksaan di laboratorium pusat forensik dan sedang kita identifikasi lagi obat mana saja yang bisa menyebabkan kelainan ginjal," katanya.
Dante mengatakan bahwa pemerintah tidak melarang penggunaan paracetamol, tetapi melarang penggunaan produk obat berbentuk sirup yang bisa tercemar etilen glikol (EG).
RSHS rawat 12 pasien
Sementara itu Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan sudah menangani 12 anak pasien pengidap gangguan ginjal akut sejak Agustus 2022 saat jenis penyakit itu mulai muncul di tengah masyarakat.
Konsultan Nefrologi Anak RSHS Prof Dany Hilmanto mengatakan dari 12 anak itu, pasien yang berusia paling tinggi yakni 13 tahun. Sedangkan sisanya, kata dia, mayoritas berusia di bawah 6 tahun.
"Sampai hari ini ada total 12 orang, dan sekarang dalam perawatan ada tiga orang, ada di ICU satu orang, tapi yang satu orang lainnya sudah membaik, dan Insya Allah bisa pulang," kata Dany di RSHS Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Selama penanganan penyakit itu, dia mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) agar bisa segera mengetahui penyebab penyakit misterius tersebut.
Selain itu, menurutnya pihaknya juga merujuk kepada pedoman yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dalam penanganan penyakit gangguan ginjal akut pada anak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemerintah stop sementara obat diduga penyebab gagal ginjal akut
Pemerintah hentikan sementara obat penyebab gagal ginjal akut
Rabu, 19 Oktober 2022 15:43 WIB