Tak hanya itu, kilang tersebut juga lebih fleksibel dalam memproses dan menghasilkan produk-produk dengan nilai tambah yang tinggi.
Nicke menceritakan bahwa dulu Pertamina memproduksi premium lebih banyak, namun sekarang memproduksi Pertamax (RON 92) lebih banyak. Hal ini tentu berdampak terhadap aspek lingkungan yang menjadi lebih bersih.
"Untuk Kilang Balongan kami mempunyai dua tujuan, pertama meningkatkan kapasitas dari 125.000 barel per hari (BPH) menjadi 150.000 BPH. Sebetulnya mulai bulan Mei tahun ini BBM jenis Pertamax kita produksinya meningkat 25.000 BPH atau 9.125.000 barel tambahan per tahun," jelas Nicke.
Dengan selesainya Kilang Balongan, Pertamina berhasil menurunkan impor BBM sebesar 9.125.000 barel per tahun. Itulah kontribusi Pertamina dalam perbaikan defisit neraca perdagangan Indonesia," imbuhnya.
Stok BBM
Sementata itu PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga ketersediaan BBM, khususnya BBM Bersubsidi Pertalite dan Solar di wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan jika ketahanan pasokan Pertalite dan Solar cukup hingga 16 hari ke depan untuk wilayah Jawa Bagian Barat.
"Sebagai Perusahaan yang diamanahkan oleh Negara untuk menyalurkan BBM Bersubsidi agar tepat sasaran apalagi di saat geliat perekonomian yang meningkat ini, berbagai penyesuaian telah kami lakukan untuk pastikan stok BBM Bersubsidi ini aman dan mencukupi. Kami juga sudah berupaya melakukan build-up stok di setiap SPBU di wilayah JBB. Stok akan selalu kami jaga sesuai dengan permintaan dari SPBU," ungkap Eko.
Pertamina modifikasi kilang Balongan tingkatkan produksi BBM ramah lingkungan
Kamis, 1 September 2022 13:15 WIB