ANTARAJAWABARAT.com,14/9 - Anggota Komisi A DPRD Jawa Barat Anwar Yasin menuturkan, sistem pendidikan Indonesia yang sebelumnya berorientasi kepada nilai akademis, disarankan agar diubah menjadi sistem pendidikan yang lebih berkarakter humanis.
"Saya menilai, pendidikan yang hanya berorientasi kepada nilai akademis terbukti gagal memajukan kebudayaan dan peradaban bangsa," kata Anwar Yasin yang juga anggota Fraksi PKS DPRD Jawa Barat, di Kota Bandung, Kamis.
Ia mengatakan, pendidikan berorientasi nilai akademis memang telah banyak menciptakan orang pintar namun ternyata tidak selamanya hal tersebut berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan serta penurunan kriminalitas.
"Sebagai contohnya ialah pelaku kasus korupsi, pada umumnya berpendidikan tinggi. Tapi karena tidak memiliki karakter dan kepribadian yang baik seperti jujur dan bersih, maka korupsi tetap merajalela dan semakin menghancurkan bangsa," katanya.
Menurut dia, salah satu contoh negara yang menerapkan sistem pendidikan berkarakter humanis dan etika moral ialah negara Australia.
"Di Australia itu, para pendidik dan guru di Australia lebih khawatir jika anak-anak didik mereka tidak jujur, tidak memiliki rasa empati dan tidak beretika moral. Menurut mereka, membuat anak bisa baca, menulis dan berhitung (calistung) itu hanya dibutuhkan waktu beberapa bulan. Namun untuk mendidik perilaku moral seorang anak, dibutuhkan waktu lebih dari 15 tahun," kata dia.
Oleh karena itu, dirinya berpendapat bahwa sistem pendidikan karakter mesti menjadi panduan dan arahan baru dalam dunia pendidikan di tanah air.
"Menurut hemat saya, setidaknya ada dua orientasi baru yang mesti diterapkan dalam sistem pendidikan kita. Yang pertama adalah sistem pendidikan yang berkarakter keTuhanan. Kedua adalah sistem pendidikan yang berkarakter akhlaq mulia," ujarnya.***3***
Ajat S