ANTARAJAWABARAT.com,11/9- Bupati Cianjur, Jabar, Tjetjep Muchtar Soleh, mengaku telah melakukan evaluasi komprehensif terhadap minimnya daya serap dana alokasi khusus (DAK) tahun 2012.
Dimana pada termin pertama, ungkap dia, dana tersebut baru mencapai 10 persen yang terserap dari nilai bantuan sebesar Rp44,6 miliar. Penyebab minimnya daya serap bantuan DAK tahun ini, jelas dia, diakibatkan terlambatnya petunjuk pelaksanaan dan petujuk teknis (juklak dan juknis).
"Minimnya daya serap ini karena keterlambatan juklak dan juknis serta situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan," katanya dihadapan wartawan, Selasa.
Pemkab Cianjur, tambah dia, saat ini, telah berkomitmen agar laporan hasil keuangan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP). Bahkan pihaknya optimistis hingga akhir tahun 2012, bantuan DAK bisa terserap seluruhnya.
"Daya serap dana alokasi khusus (DAK) 2012, termin pertama sebesar 30 persen atau Rp44,6 miliar dari nilai total bantuan sebesar Rp148.185.720.000, karena daya serap sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Cianjur, rendah," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Setda Cianjur, Budhi Rahayu Toyib, mengatakan, hingga saat ini dari total dana DAK termin pertama sebesar Rp.44,6 miliar, baru bisa terserap sebesar 10 persen.
"Minimnya daya serap ini, dikhawatirkan berdampak hangusnya bantuan pada termin ke dua dan ke tiga jika tidak mencapai tingkat penyerapan 90 persen. Pola pencairan bantuan DAK dari pemerintah pusat ini dibagi dalam tiga termin," katanya.
Dia menjelaskan, masing-maisng termin, sebesar 30 persen tahap pertama, 45 persen termin ke dua dan 25 persen termin ke tiga. Sesuai dengan peraturan menteri keuangan, pencairan DAK termin ke dua dan ke tiga akan ada, jika penyerapan pada termin pertama mencapai 90 persen.
"Namun tingkat penyerapan termin pertama hingga saat ini baru mencapai 10. Kami teklah berkordinasi dengan seluruh OPD yang ada, untuk berupaya dana DAK ini, bisa terserap sesuai target," tandasnya.***2***
Fikri