Chicago (ANTARA) - Emas kembali merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terseret dolar AS yang menguat di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan pengetatan moneter Federal Reserve yang agresif akan mengirimkan ekonomi ke jurang resesi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, tergelincir lagi 3,6 dolar AS atau 0,2 persen, menjadi ditutup pada 1.821,20 dolar AS per ounce, memperpanjang penurunan untuk hari kedua berturut-turut.
Emas berjangka jatuh 5,5 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1,824,80 dolar AS pada Senin (27/6/2022), setelah terdongkrak 50 sen atau 0,03 persen menjadi 1.830,30 dolar AS pada Jumat (24/6), dan jatuh 8,6 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.829,80 dolar AS pada Kamis (23/6).
Dolar AS menguat pada Selasa (27/6) karena pelaku pasar melarikan diri dari aset-aset berisiko ke mata uang safe-haven di tengah kekhawatiran resesi ekonomi.
"Komoditas-komoditas semakin ditakuti oleh hantu resesi dengan ketakutan resesi mendorong penurunan secara keseluruhan," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank yang berbasis di Kopenhagen.
Pembuat kebijakan Federal Reserve pada Selasa (27/6) menjanjikan kenaikan suku bunga cepat lebih lanjut untuk menurunkan inflasi yang tinggi, tetapi mendorong kembali meningkatnya kekhawatiran di kalangan investor dan ekonom bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi akan memicu resesi.