ANTARAJAWABARAT.com, 15/7 - Seni kreatif Sunda berbahan utama bambu dipentaskan dalam sajian musik Langgir Badong dan wayang hihit pada acara pagelaran seni di Museum Sri Baduga, Bandung, Minggu.
Pagelaran seni oleh Sanggar Etnik Daya Sora Kampung Wangun, Bogor, pimpinan Ade Suarsa, itu cukup memukau warga Bandung yang datang bersama anak-anak mereka untuk menghabiskan liburan musim sekolah.
Langgir Badong adalah alat musik pukul kreasi Ade Suarsa yang terbuat dari bambu. Alat musik tersebut bisa menimbulkan beragam bunyi yang berfungsi sebagai kentongan, kecrek, bedug, dan gambang.
Sesuai dengan arti kata Langgir, alat musik tersebut dibuat menyerupai bentuk kalajengking yang ekornya diberi ornamen senjata Kujang. Sedangkan badong berarti bambu yang digendong karena alat tersebut diusung di punggung sehingga bisa dibawa sebagai perangkat musik arak-arakan.
Langgir Badong yang mengombinasikan tarian dan musik energik dipentaskan oleh sekelompok anak-anak berusia empat tahun hingga 17 tahun.
"Falsafah Langgir Badong adalah manusia dan alam harus hidup damai berdampingan tanpa saling mengganggu yang terinspirasi oleh kalajengking yang sebenarnya hewan pendiam tanpa bunyi namun bisa menggigit bahkan mematikan melalui bisanya apabila terganggu," jelas Ade.
Langgir badong yang diciptakan sendiri oleh Ade dari bambu gelondongan yang dikumpulkan dari para penebang dinobatkan sebagai juara nasional desain produk alat musik berbahan dasar bambu pada 2009.
Langgir Badong yang memadukan unsur ketuk tilu, jaipongan, dan silat pada gerakan tariannya itu juga menjadi juara pertama seni unggulan tingkat Jawa Barat 2010 dan juara pertama tingkat nasional seni musik tradisonal 2011.
Ade pada gelar seni berdurasi sekitar satu jam itu juga mempertunjukkan keahliannya mendalang dalam pentas wayang hihit yang berbahan anyaman bambu serta karung goni.
Pentas wayang dibalik layar hitam yang berpindah-pindah di area panggung itu juga diwarnai dengan tarian dan musik bernada energik.
diah novianti
