ANTARAJAWABARAT.com, 28/6 - Perusahaan produsen biofuel asal Malaysia, Bionas mengembangkan tanaman jarak dan produksi biofuel di Jawa Barat dengan membangun persemaian jarak dan pabrik pengolahan di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat.
"Kawasan di Indonesia, termasuk Jawa Barat memiliki potensi untuk pembudidayaan tanaman jarak sehingga ke depan sangat potensial untuk produksi biofuel. Kami sudah memulainya di Majalengka," kata Group Executive Chairmann BATC Development Berhad Bionas Dato Seri Mohd Safie M Jaffri di sela-sela Seminar pemanfaatan jarak untuk biofuel di Bandung, Kami.
Hadir pada kesempatan itu sejumlah pengusaha Jabar, penggerak sektor perkebunan dan pertanian, LSM serta berbagai stakehokeholder lainnya yang terkait dengan investasi dan pengembangan biofuel.
Mohammed Safie M Jaffri, pihaknya bersedia dan mampu untuk mengeluarkan investasi untuk kerjasama dengan negara manapun untuk proyek bahan bakar bio.
"Kami sudah menjadi perusahaan terbesar dalam memproduksi biofuel dengan berbasis lahan pertanian jarak yang tersebar di 23 negara di dunia," katanya.
Sebelum merintis penanaman jarak dan pendirian pabrik pengolahan jarak yang dikelola UMKM di Majalengka, Bionas sebelumnya telah mengembangkan program itu di Kalimantan, Padang, Madura dan Malang dengan hasil cukup positif. Perusahaan produsen bahan bakar bio itu juga menyediakan benih tanaman jarak jenis unggul, untuk selanjutnya dibudidayakan oleh petani setempat, sebelum diproduksi dalam bentuk biofuel.
Pimpinan Bionas itu menyebutkan, pihaknya mendorong program pemberdayaan masyarakat petani miskin di kawasan perkebunan dan hutan untuk mengembangkan bahan bakar bio yang akan menjadi andalan di masa depan.
Mohammed Safie menyebutkan, beberapa produk Bionas saat ini adalah Bio Petrol, M30 Petrol, B30 Bio Diesel, B25 Bio Heavy Fuel, Super Biojet Fuel dan Bees. Bahan bakar itu bisa digunakan untuk kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut serta kalangan industri.
Sementara itu Darningsih, perwakilan Bionas Jawa Barat menyebutkan, pilot project pengembangan bahan bakar bio jarak kerjasama dengan Biomas itu digelar di Majalengka. Saat ini sudah ada sekitar 20 petani pendeder benih jarak jenis unggul itu, untuk selanjutnya disebarkan ke seluruh daerah di Jawa Barat.
"Jarak bisa tumbuh di mana saja di Jabar, empat bulan sudah berbuah dan usia pohonnya angat panjang bisa lebih 50 tahun. Di sisi lain harga beli jarak saat ini cukup bagus Rp3.300 per kilogram," kata Darningsih.
Wanita paruh baya yang berhasil menggandeng Bionas melebarkan sayapnya di Jawa Barat itu menyatakan sudah melakukan MoU dengan perusahaan produsen tekstil dan produk tekstil yang bersedia untuk memanfaatkan bahan bakar bio produksi mereka.
"Saat ini sudah ada perusahaan yang siap menggunakan bio solar dari jarak itu, peminatnya cukup besar. Diharapkan dalam satu dua tahun ke depan produksinya biofuelnya sudah bergulir," katanya.
Bahan bakar bio itu, kata Darningsih diharapkan bisa memangkas biaya produksi bagi pabrik dan juga pengguna kendaraan bermotor.
Sementara itu Ketua Kadin Jawa Barat Agung Suryaman Sutrisno menyambut baik program pemberdayaan tanaman jarak untuk menjadi bahan bakar bio itu. Ia juga mengapresiasi masuknya investor yang akan mengembangkan sektor pengadaan bahan bakar alternatif itu.
"Tentunya perlu fokus dan adanya kesungguhan dari berbagai pihak baik yang para pelaku sektor hulu, hilir dan juga dukungan dari pemerintah. Harus terpadu dan kontinuitasnya terjamin sehingga tidak ada lagi tanaman jarak yang tidak termanfaatkan," kata Agung menambahkan.***2***
BIONAS KEMBANGKAN PRODUKSI BIOFUEL DI JABAR
Kamis, 28 Juni 2012 18:34 WIB