"Ukraina sudah menyiapkan proposal perdamaian. Pasar menunggu penawaran dari Rusia," katanya.
Baca juga: Kurs Rupiah melemah tertekan perang yang masih berlangsung di Ukraina
Bila hasil perundingan mendekati ke arah perdamaian, ia memperkirakan harga aset berisiko bisa menguat lagi.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah dan emerging markets masih dalam tekanan dari prospek kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat yang agresif, sehingga bisa menahan penguatan mata uang Garuda terhadap dolar AS hari ini.
Hal tersebut didukung dengan belum adanya sentimen baru dari dalam negeri dan pelonggaran aktivitas ekonomi serta prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mendukung penguatan rupiah.
Dengan demikian, Ariston memprediksikan rupiah berpotensi menguat ke arah Rp14.320 per dolar AS sampai Rp14.330 per dolar AS hari ini, dengan potensi pelemahan ke kisaran Rp14.380 per dolar AS.
Pada Senin (28/3) lalu, rupiah ditutup melemah 14 poin atau 0,1 persen ke level Rp14.360 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.346 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah jelang akhir pekan menguat seiring aksi tunggu pasar