ANTARAJAWABARAT.com, 21/3 - Sejumlah penghuni rumah susun sederhana sewa Bekasi Jaya di Jalan Raya Baru Underpass Kota Bekasi, Jawa Barat, meminta instansi terkait memberantas Serangga 'Paederus fuscipes' atau Tomcat di lokasi setempat karena pernah menimbulkan penderita.
"Sedikitnya 60 orang pernah merasakan penderitaan tersengat tomcat pada 2011 lalu," kata salah satu penghuni Susi (29), di Bekasi, Rabu.
Menurut dia, salah satu penderita adalah putraya, Kevin (3), yang sempat tersengat Tomcat dari leher dan lengan atas sebelah kirinya.
Luka tersebut masih membekas meski serangan Tomcat berlangsung hampir setahun lalu dan mereda pada November 2011.
"Itu sudah pakai salep, tapi bekasnya tetap lama hilangnya," kata warga asal Sukabumi itu.
Menurut dia, serangga berwarna hitam oranye itu biasa muncul malam hari saat penghuni rusunawa sedang tertidur.
"Tahu-tahu kulit sudah merah dan menyebar. Diobatinya juga lama," kata Susi.
Tempat-tempat lembab menjadi favorit tomcat. Di sela-sela lantai, langit-langit bangunan, dan di bawah keset, tomcat banyak ditemui. Namun membasminya agak sulit karena racun serangga yang disemprotkan dalam jumlah banyak pun tak ampuh memberantasnya.
"Kalau diinjak pakai alas kaki yang dasarnya tajam, baru serangganya mati," katanya.
Penghuni lainnya, Chrisan (37), mengaku turut menjadi korban sengatan tomcat. Demikian pula dengan keempat anaknya.
"Bekas sengatan yang di betis anak saya lama hilangnya. Kalau saya, dulu kena di mata kanan. Sampai bengkak," katanya.
Menurut dia, Tomcat menyengat bukan di matanya. Namun bisanya menyebar cepat hingga ke mata.
Karena kala itu ia belum mengetahui cara efektif penyembuhan sengatan Tomcat.
"Menyebarnya cepat. Kalau sudah 20 jam, warnanya memerah, meluas seperti herpes, lalu berair. Bolak-balik saya ke dokter, tapi obat yang diberikan tak pernah mujarab," katanya.
Dia mengaku sempat putus asa dengan derita akibat sengatan tomcat yang dialaminya sekeluarga. Setelah berinovasi dengan berbagai cara, ia baru mengetahui cara yang lebih efektif.
"Kalau baru disengatnya, langsung dicuci dengan sabun. Bekas sengatan juga langsung olesi dengan balsam. Saya sudah coba dan dijamin tidak akan menyebar bisanya," katanya.
Menurut pengurus Rusunawa, Sumini, saat ini tomcat sesekali masih didapati.
Akan tetapi respons warga tak lagi seheboh tahun lalu.
Karena sudah berpengalaman menghadapi tomcat, warga sudah biasa menanganinya.
Akan tetapi, ia tetap berharap instansi terkait segera melakukan pemberantasan untuk memastikan tomcat sudah musnah hingga ke sarang-sarangnya.
"Waktu merebak tahun lalu, sudah kami laporkan untuk minta pemberantasan. Sudah ada petugas dari Kementerian Kesehatan yang mengecek ke mari, tapi karena menilai serangga ini tidak berbahaya, pemusnahan batal mereka lakukan," katanya.
Andi Firdaus