Melbourne (ANTARA) - Harga minyak melonjak pada perdagangan Senin pagi, di tengah meningkatnya sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, yang pada gilirannya membuat Presiden Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir negaranya dalam siaga tinggi.
Brent melonjak kembali di atas 100 dolar AS per barel, awalnya melonjak lebih dari 7 dolar AS, karena peringatan nuklir dan kendala pembayaran bank meningkatkan kekhawatiran bahwa pengiriman minyak dari produsen terbesar kedua di dunia itu dapat terganggu. Rusia menyumbang sekitar 10 persen dari pasokan minyak global.
Baca juga: Harga minyak reli, rubel jatuh ke rekor terendah, risiko Ukraina meningkat
Pada pukul 02.28 GMT, minyak mentah berjangka Brent naik 3,95 dolar AS atau 4,0 persen, menjadi diperdagangkan di 101,88 dolar AS per barel, setelah mencapai level tertinggi 105,07 dolar AS per barel di awal perdagangan. Pekan lalu patokan global ini mencapai level tertinggi lebih dari tujuh tahun di 105,79 dolar AS setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
Kontrak April Brent berakhir pada Senin.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 4,55 dolar AS atau 5,0 persen, menjadi diperdagangkan di 96,14 dolar AS per barel, setelah mencapai level tertinggi 99,10 dolar AS di awal sesi. WTI naik ke level 100,54 dolar AS minggu lalu.
"Langkah AS dan Eropa untuk menghapus bank-bank Rusia tertentu dari sistem SWIFT telah menimbulkan kekhawatiran akan gangguan pasokan dalam waktu dekat," kata ahli strategi komoditas ANZ Daniel Hynes.