ANTARAJAWABARAT.com,21/12 - Ribu pekerja sektor informal di daerah pantura Kaupaten Cirebon, Jawa Barat, membutuhkan pelatihan wirausaha supaya bisa meningkatkan kualitas manajemen dalam mengelola usaha mereka.
Kemampuan pengelolaan usaha dengan manajemen baik mereka bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan bantuan modal usaha dari dana Corporate social responsibility(CSR) sejumlah Badan Usaha Milik Negara karena selama ini belum terserap secara optimal.
Herry Susanto Direktur Komunal kepada wartawan di Cirebon, Rabu, mengatakan, kurang dari 65 ribu pekerja sektor informal yang bergerak diberbagai jenis usaha kini membutuhkan pelatihan wirausaha tujuannya supaya mereka bisa meningkatkan penghasilannya dengan memiliki kemampuan manajemen yang baik.
Selama ini pekerja sektor informal kesulitan mendapatkan bantuan modal usaha baik dari Bank melalui kredit usaha dengan bunga rendah juga dana Corporate social responsibility(CSR) yang masih potensial untuk diberikan kepada mereka.
Ia menambahkan, bentuk pelatihan wirausaha kepada pekerja sektol informal cukup sederhana karena mereka rata-rata mengelola usaha kecil seperti pedagang kaki lima, perajin batu alam, perajin makanan khas Cirebon, setelah pelatian tersebut diharapkan ada kemudahan dalam memperoleh dana bantuan modal terutama dari Corporate social responsibility(CSR).
Sementara itu Ade salah seorang pedagang kaki lima di Cirebon mengaku, selama ini mendapatkan bantuan dari Corporate social responsibility(CSR) cukup sulit karena berbagai persyaratan harus dipenuhi sebagai pedagang selama ini mereka kurang memahami manajemen karena tingkat pendidikan PKL masih rendah.
Ia menambahkan, kesempatan untuk memperoleh bantuan modal baik dari bank dan Corporate social responsibility(CSR) masih terbuka namun banyak diantara mereka tidak dapat memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan pihak peminjam modal usaha tersebut.
"Pelatihan kewirausahaan dalam mengelola dan mengatur pembukuan dibutuhkan oleh pedagang kaki lima, diperkirakan setelah itu bisa memenuhi persayaratan sebagai peminjam modal dari bank dan Corporate social responsibility(CSR),"katanya.
Modal tambahan bagi sejumlah pedagang kaki lima bisa membantu meningkatkan penghasilan mereka, sehingga bisa terlepas rentenir karena selama ini hanya bantuan pinjaman modal yang mudah didapatkan tanpa persayaratan apapun yang penting tempat jualan bisa dibuktikan.
Nunung pedagang kaki lima lain mengaku, mendapatkan bantuan modal dari bank dan dana Corporate social responsibility(CSR) sering terkendala persyaratan mutlak yang telah ditentukan, sehingga mereka mengaku kesulitan padahal bantuan tersebut cukup dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya.
Harapannya setelah mengikuti pelatiah wirausaha yang akan diselenggarakan oleh Komunal bisa bermanfaat dan mudah mendapatkan dana bantuan modal dari bank juga dana Corporate social responsibility(CSR) yang ringan bunga kreditnya.***5***
Enjang S