"Itu juga sangat disesalkan karena pada dasarnya hidup ini ada pilihan termasuk pilihan kata yang sama argumentasinya namun tidak menyakiti. Tapi kalau dipilih kalimat yang mungkin menjadi multitafsir, menyinggung bangsa kita akan sibuk waktunya membahas hal-hal seperti itu dibanding kemampuan untuk membangun," ungkap Kang Emil.
Injabar sendiri merupakan lembaga atau wadah pemikir (think tank) yang didirikan oleh Ridwan Kamil yang memfasilitasi implementasi hasil riset sebagai dasar pengambilan keputusan.
Injabar yang merupakan perpanjangan tangan dari Universitas Padjadjaran ini dipimpin oleh Profesor Keri Lestari.
Baca juga: Wakil Rektor UI:Seni budaya wujud rasa toleransi kebhinnekaan