Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan data pasien COVID-19 milik Kementerian Kesehatan yang diduga bocor beberapa waktu lalu, bukan berasal dari aplikasi PeduliLindungi.
"Kami laporkan, datanya Kementerian Kesehatan itu bocor atau kita lihat diperjualbelikan di 'dark web', memang banyak pertanyaan itu PeduliLindungi atau bukan? Jadi yang bocor itu bukan PeduliLindungi," kata Kepala BSSN Hinsa Siburian dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, masing-masing direktorat jenderal memiliki sistem sendiri dan data pasien COVID-19 milik Kemenkes saat itu belum masuk ke jaringan BSSN.
Karena itu, dia mengatakan BSSN sedang fokus mengamankan data yang ada di aplikasi PeduliLindungi, yaitu menilai keamanan dan menyusun rancangan pengamanan data.
Baca juga: Kemenkes telusuri dugaan kebocoran jutaan data pasien
"Pada tanggal 23-26 Agustus 2021, BSSN melakukan penilaian keamanan 'security assesment' pada aplikasi PeduliLindungi, Silacak, e-care, dan 'new all record' Kemenkes dan menyusun rancangan pengamanan data serta aplikasi terkait COVID-19," ujarnya.
Data pasien COVID-19 bocor bukan dari PeduliLindungi, sebut BSSN
Kamis, 20 Januari 2022 14:49 WIB