New York (ANTARA) - Minyak mentah berjangka menetap lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena reli awal gagal dan penjualan meningkat di tengah kekhawatiran varian baru virus corona Omicron dan dapat memangkas permintaan minyak ketika pasokan global meningkat.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 61 sen atau 0,9 persen menjadi ditutup di 65,57 dolar AS per barel. Sementara itu, patokan global minyak mentah berjangka Brent turun 36 sen atau 0,5 persen, menjadi menetap pada 68,87 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak menguat di Asia jelang pertemuan OPEC di bawah ancaman Omicron
Di akhir sesi, harga minyak turun ke wilayah negatif setelah pejabat AS mengatakan varian Omicron --diyakini lebih menular daripada jenis virus corona sebelumnya-- telah ditemukan di negara itu.
"Ketika pasar mendapat berita tentang varian Frankenstein (monster), Anda menjual dan mengajukan pertanyaan kemudian," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York. Dia memperkirakan lebih banyak momentum bullish untuk kembali setiap kali WTI melintasi di atas 70 dolar AS per barel.
Minyak berjangka telah berada di bawah tekanan selama berpekan-pekan karena faktor, mulai dari varian virus corona baru dan keputusan AS untuk melepaskan barel minyak dari cadangan darurat bersama-sama dengan negara-negara konsumen utama lainnya.
Spekulan pasar yang telah membangun posisi beli tahun ini karena ekspektasi pasokan yang ketat telah bergeser karena fundamental berubah. Namun, pialang utama mengatakan aksi jual telah terjadi terlalu jauh, terlalu cepat.