ANTARAJAWABARAT.com,19/9 - Komisi B DPRD Jawa Barat meminta agar PT Chevron menghentikan aktifitas pembalakan liar yang diduga dilakukan PT Chevron di Desa Cihawuk Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Begini, menurut kami PT Chevron-nya tidak perlu berhenti berinvestasi di sini. Pembalakan liarnya yang harus dihentikan segera," ujar kata anggota Komisi B DPRD Jawa Barat Lalu Suryade, di Bandung, Senin.
Oleh karena itu, kata Lalu Suryade, Komisi B DPRD Jawa Barat rencananya akan meninjau langsung ke lokasi untuk melihat keadaan sebenarnya.
"Maka untuk itulah, kami harus memanggil mereka ke sini untuk menjelaskan duduk perkara ini. Kami akan meminta pertanggungjawaban mereka (PT Chevron)," ujar Lalu Suryade.
Hal senada diutarakan oleh anggota Komisi B DPRD Jawa Barat lainnya yakni Ade Gozali, ia mengatakan, kasus dugaan pembalakan liar yang dilakukan oleh PT Chevron tersebut sangat riskan dan memicu terjadinya konflik horizontal.
Ade Gozali menilia, harus segera ada pembahasan untuk menghasilkan solusi dari persoalan pembalakan liar yang diduga dilakukan oleh PT Chevron
"Setelah adanya kegiataan PT Chevron di lokasi itu, laporan yang kami terima katanya ada permasalahan air, penembangan pohon. Maka, untuk lebih jelasnya kami akan melakukan kunjungan ke lokasi," ujar Ade.
Ia mengatakan, pemanggilan terhadap PT Chevron pun perlu dilakukan untuk mengetahui keberadaan ijin pembangunan sumur di wilayah Kab. Bandung.
"Termasuk juga permasalahan tentang pasokan air dan lainnya. Ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik horizontal antar masyarakat dengan perusahaan atau dengan pihak lainnya," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kepada wartawan, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, pekan lalu, menyatakan bahwa pembalakan liar tersebut bukan dilakukan oleh PT Chevron.
"Perusahaan ini kan (PT Chevron) lembaga resmi bukan pembalak liar. Dan saya pun belum mendapat laporan soal adanya pembalakan liar tersebut," kata Heryawan.
Heryawan hanya menyarankan, perlu ada pertemuan khusus antara Chevron dengan masyarakat sekitar.
"Saya kira, jangan-jangan ada persepsi yang tidak nyambung antara kedua belah pihak itu. Makanya untuk mengatasinya, harus ada pertemuan antara kedua belah pihak, yakni antara masyarakat dan PT Chevron untuk menemukan titik temunya," ujar Gubernur Jawa Barat.***3***
Ajat S