Almarhum Darso, semasa hidupnya merupakan satu dari sekian banyak musisi asal Jawa Barat yang identik dengan kacamata hitam saat pentas di atas panggung.
Bedanya lagi, pria inspirator utama seni calung itu juga identik dengan ikat kepala batik yang dililitkan khas. Ikat kepala Darso juga sempat menjadi tren 'setter' kostum anak muda Jabar 70-an hingga 80-an.
Sebuah gaya unik dari Mang Darso atau Hendarso itu, dan yang pasti orang akan tersenyum bila bertemu dengan sosok ceking tersebut karena dari mulutnya pasti meluncur perkataan guyon dengan bahasa 'sedang' bahkan tak jarang kasar.
Kini, Darso "Sang Phenomenon' itu telah pergi menghadap Sang Kuasa, Senin (12/9) pukul 15.00 WIB, saat dibawa ke RSUD Soreang Kabupaten Bandung.
Namun jelas sepeninggal dirinya, Darso tampaknya akan terus hidup dengan karya-karya dan 'hariring' atau tembangnya yang khas baik di kaset maupun di VCD.
Bisa dibilang, Darso adalah sosok yang masuk di hati dan benak semua golongan, kaya atau miskin, anak-anak atau dewasa, tua atau muda melalui lagu-lagunya yang menghentak, mendayu, menghiba bahkan mengeritik.
"Darso adalah sosok fenomenal, unik sekaligus inspiratif. Maestro dan memiliki karya khas dan terdepan di zamannya," kata Rektor Unpad Prof Dr Ganjar Kurnia, saat Unpad menggelar panggung khusus bagi Darso dengan tajuk khusus "Darso Sang Phenomenon" di Kampuns Unpad Jalan Dipatiukur Kota Bandung.
Masih ingat, saat itu Yayan Jatnika dan Asep Darso yang memiliki postur dan gaya seperti Darso mencoba mengecoh penonton dengan berdandan ala Darso, namun penonton tidak 'tertipu' karena Sang Phenomenon tampil beda, lain dari yang lain.
Hadir dengan Kuda Putih, Darso langsung menghentak dengan lagu kojonya "Kabogoh Jauh". Lima lagu saat itu dibawakan oleh sang maestro dengan karakter berbeda. Itulah Darso, sosok yang selalu ditunggu dan dinanti dalam setiap jadwal panggungnya.
Kejadian lainnya, pada World Music Intenational 2011 yang digelar di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar beberapa bulan lalu, sosok Darso dengan tembangnya paling ditunggu. Penonton membeludak melebihi pentas yang lainnya dalam acara yang digelar selama tiga hari itu.
Kacamata Unik
Keunikan lainnya, Mang Darso justru merupakan salah satu musisi Sunda yang tenar dan 'fanatik' dengan kacamata hitamnya. Hampir setiap tampil, Darso selalu menggunakan kacamata hitam. Bila tidak berada di depan matanya yang tajam, kacamata itu berada di keningnya sebagai 'bando', namun itu jarang dilakukannya.
Kaca mata hitam...yah, beberapa musisi Sunda juga tenar dengan kekhasan kaca mata hitamnya. Selain Darso juga ada Farid Harja, Deddy Dores, Asep Irama dan Harry Rusli.
Bedanya Sang Phenomenon juga memiliki khas ikat kepala yang dipasang dengan bagian rambut atas tetap terbuka. Anak-anak muda Sunda bahkan sempat menjadikan sebagai 'trend seter' cara 'memikat' lawan jenis melalui dandanan itu.
Keunikannya bahkan 'menjadi' pada usia senja, ia justru sering menanggalkan ikat kepala khasnya, dan tampil dengan rambut panjang ikalnya disertai dandanan panggung yang mencolok.
Warna putih menjadi salah satu pilihannya, namun aksesoris panggungnya warna warni hijau, kuning, merah, hitam dan lainnya yang terkadang ditutup dengan topi laken.
Seakan melawan takdir, pria berputra enam itu tampil 'sekeren' mungkin untuk mengembalikan 'kemudaan' dirinya yang sudah lewat setengah abad. Namun tetap energik, lincah, humor, tajam dan juga melankolis.
Dengan siapa pun tampil di atas panggung, dengan anak, keponakan, artis piguran serta orang selewatpun, aksi panggungnya tetap hidup dan sarat warna.
Pria yang mendapat anugerah "Live Achievement Award" tersebut seolah tidak kehilangan gaya dan daya pikat. Kolaborasinya dengan sang kakak, Uko Hendarto tetap langgeng dengan lahirnya lagu-lagu terbaru untuk Darso, yang selalu laku di telinga penggemarnya.
Meski sebagai seniman karyanya sering dibajak, namun dengan besar hati Darso selalu berkata, "Rezeki nggak akan lari ke mana, asal manfaat saja bagi semua," katanya masih terngiang di telinga.
Bicara blak-blakan, tanpa tedeng aling-aling merupakan ciri khasnya, kepada siapapun dan dalam kondisi apapun. Gaya itu pula tampaknya yang membuat dirinya tetap menjadi 'magnet' dan inspirasi bagi kiprahnya di jagat musik tanah air.
Selamat jalan Mang Darso....Sang Phenomenon.
