ANTARAJAWABARAT.com, 13/8 - Gunung Papandayan (2665 mdpl) di Kabupaten Garut tercatat sebagai gunung api yang memiliki riwayat guguran awan panas yang memakan korban 2.951 jiwa pada 1772.
Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang dikutip ANTARA di Bandung, Sabtu menyebutkan, letusan gunung api tipe A strato tersebut meletus di antaranya pada 1772, 1923, 1925, 1942 dan 2002.
"Selain potensi erupsi dan letusan fratik, gunung api itu juga potensi terjadi longsoran kawah dan awan panas. Pengamatan Papandayan ditingkatkan setelah statusnya naik menjadi Siaga atau level III, Sabtu ini," kata Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Hendrasto di Bandung, Sabtu.
Pada erupsi tahun 1772 longsor dan terjadi awan panas yang menyebabkan 2.951 orang menjadi korban. Sedangkan erupsi terakhir tahun 2002, terjadi tiga episode erupsi yakni erupsi fratik pada 11 November 2002 yang menyebabkan dinding Kawah Nangklak runtuh dan material longsorannya masuk ke Aliran Sungai Cibeureum Gede yang menyebabkan banjir bandang.
Sedangkan pada 15 November 2002 terjasi erupsi yang mengakibatkan terbentuknya kawah baru. Pada 20 November 2002 terjadi letusan langsung. Status aktivitas Gunung Papandayan berada para level II atau Waspada sejak 16 April 2008.
Gunung Api Papandayan merupakn gunung api tipe A strato yang terletak di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut. Secara geografis terletak pada 7.19 Lintang Selatan dan 107.44 Bujur Timur. Gunung api itu memiliki kawah aktif antara lain Kawah Emas, Kawah Manuk, Kawah Nangklak dan Kawah Baru.
-syarif-
