Bandung, 20/5 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menyambut baik upaya revitalisasi nilai-nilai budaya tatar Sunda karena jika pembangunan dipadukan dengan nilai budaya lokal maka tercipta harmonisasi yang akan mengakselerasi terwujudnya hasil pembangunan.
"Revitalisasi nilai budaya lokal merupakan hal yang positif dalam rangka menggali potensi dan kemampuan diri. Sehingga dengan itu masyarakat dapat mengaktualisasi diri dalam pembangunan," kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat membuka Acara Dialog Interaktif Tentang Revitalisasi Nilai Budaya Tatar Sunda dan Pameran Batik Jawa Barat, di Gedung Bank Indonesia Bandung, Jumat.
Menurutnya, budaya dengan nilai kearifan lokal seperti gotong-royong merupakan cara masyarakat dalam menyelesaikan masalah secara bersama. Andaikan saja pembangunan dapat menerapkan aspek kegotong-royongan sudah tentu mempercepat capaian hasil pembangunan secara lebih maksimal.
Dikatakannya, dengan upaya bersama diharapkan dapat menyatukan pikiran dan tekad untuk mengoptimalkn setiap potensi dan sumber daya yang dimiliki warga tatar Sunda.
Apalagi, lanjut Heryawan, dasar-dasar kearifan lokal seperti Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh dan Silih Wangikeun, Pikeun Ngahontal Udagan Urang Sunda Midang di Sagala Widang menjadi panutan warga Sunda.
"Mudah-mudahan, dengan semangat yang sama, dapat mewujudkan masyarakat Jawa Barat yang mandiri, dinamis dan sejahtera," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan Pameran Batik, Gubernur Jawa Barat meminta agar Batik Jawa Barat lebih eksis dan maju, hingga mendunia terlebih saat ini Batik sudah diakui oleh Organisasi Dunia untuk Kebudayan dan Ilmu Pengetahuan (UNESCO) sebagai salah satu warisan umat manusia yang dihasilkan bangsa Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
"Tidak hanya itu, Batik dapat menjadi salah satu roda perekonomian masyarakat. Apalagi saat ini terdapat 627 pengrajin Batik yang tersebar di 16 kabupaten/kota di Jawa Barat. Dari usaha Batik, dapat menyerap sekitar 3.796 tenaga kerja," kata Heryawan.
PEMPROV DORONG REVITALISASI NILAI BUDAYA TATAR SUNDA
Jumat, 20 Mei 2011 14:27 WIB