Garut, 9/5 (ANTARA) - Satu mayat laki-laki tanpa identitas yang ditemukan di lautan Pantai Santolo, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, terpaksa dimakamkan meskipun belum ada kepastian sebagai korban banjir bandang atau bukan.
"Kalau jasad ini tidak segera dimakamkan, khawatir menimbulkan berbagai penyakit," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Sigit Udjwalaprana di Pameungpeuk, Garut, Senin.
Jasad tanpa identitas dimakamkan di ditengah-tengah lapangan kosong Desa Cikoer, pesisir pantai laut selatan, Senin siang, disaksikan masyarakat setempat, Muspika dan aparat kepolisian dan TNI serta BPBD.
Jasad yang ditemukan, Minggu (8/5) tersebut sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan di Puskesmas dengan teridentifikasi usia diperkirakan 20 tahun, mengenakan pakaian batik serta asesoris kalung yang masih menempel di leher.
"Korban sementara tewas tenggelam, karena ditemukan di laut," kata Sigit setelah melihat langsung prosesi pemakaman korban di lapangan Cikoer.
Belum adanya keluarga jasad tanpa identitas datang ke Puskesmas maupun ke posko BPBD Kecamatan Pameungpeuk, dijelaskan Sigit tidak masalah karena seluruh ciri-ciri jasad sudah didata.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Garut selatan maupun di daerah manapun, apabila merasa kehilangan anggota keluarga dapat menghubungi posko maupun Polsek setempat.
"Ciri-ciri jasad tanpa identitas ini kita sudah kantongi, kepolisian, TNI maupun BPBD memiliki data korban tersebut," katanya.
Sementara itu, salah seorang warga yang ikut memakamkan jasad tanpa identitas tersebut, Imanudin (50) mengaku tidak mengenal jasad tersebut, namun masyarakat pesisir pantai akan terus menginformasikan kepada warga Garut selatan tentang jasad tersebut.
Ia menjelaskan jasad tidak dimakamkan di tempat pemakaman umum, melainkan di tanah kosong milik pemerintah di daerah pesisir pantai.
"Ini hasil musyawarah dimakamkan di sini (pesisir pantai), karena di tempat pemakaman semua sudah terendam banjir," kata Imanudin.
Sementara itu, satu jasad tanpa identitas itu merupakan bagian korban tewas yang tercatat di posko BPBD sebanyak 10 orang sebagai korban banjir dan longsor.
Sembilan korban tewas yang teridentifikasi BPBD, yakni Yuningsih (30), Yoga (17), Heri (12), warga Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet, dan Syaiful Hayat (47) warga Desa Sirnabakti, Kecamatan Pameungpeuk, semuanya korban terbawa arus banjir.
Selanjutnya korban tewas Siti Hasanah (42) warga Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet, Rohmah (8), Ihsan (15 bulan), Dewi (7), Yusuf (11) warga Kampung Sawah Peuteuy, Desa Kertamukti, Kecamatan Cikelet, korban tertimbun tanah longsor.
Warga yang dikabarkan hilang, tercatat tiga orang yakni Risman (17) warga Kampung Sawah Peuteuy, Kecamatan Cikelet, Ipin (55) dan Ai (40) warga Kampung Junti, Desa Linggamanik, Kecamatan Cikelet.***4***
Feri P
MAYAT TANPA IDENTITAS TERPAKSA DIMAKAMKAN
Senin, 9 Mei 2011 13:59 WIB