Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial memulai uji coba penyaluran bantuan sosial (bansos) via biometrik, atau identitas biologis seseorang, mulai tahun ini.
“Nanti ada harga standarnya, kalau melebihi HET maka enggak akan keluar. Ini Oktober kita uji coba di tujuh provinsi,” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, Senin.
Nantinya penerima bansos Kartu Sembako/Bantuan Pangan Non-Tunai dapat memberikan bantuan sosial untuk tanpa menyerahkan kartu maupun KTP, dan bisa membeli item sesuai harga eceran tertinggi (HET) di e-Warong (Elektronik warung gotong royong)
Uji coba tersebut akan dilakukan di e-Warong, dengan item bantuan yang bisa dibelanjakan dengan QRIS yang disiapkan perangkat lunaknya oleh Bank Indonesia.
“Tinggal download, kemudian dia bisa melayani siapa saja yang datang ke situ,” ujar Risma.
Penyaluran bansos via biometrik tersebut akan memudahkan warga yang tidak memiliki ponsel pintar, maupun tidak membawa Kartu Sembako, bahkan kartu identitas. Item belanja telah ditentukan, agar tidak dapat dibelikan rokok maupun minuman keras.
Risma mengatakan cara tersebut juga akan diujicobakan dengan Program Keluarga Harapan (PKH). “Sehingga kita punya laporan dia belanja apa saja dan harganya berapa. Kalau melebihi HET maka tidak bisa keluar. Itu penyelesaiannya,” ujar dia.
Baca juga: Kemensos rencanakan sistem biometrik penyaluran bansos nirkartu
Baca juga: WhatsApp tambah autentikasi biometrik untuk tautkan ke desktop