Jakarta (ANTARA) - Indonesia telah masuk ke dalam 10 besar negara dengan jumlah suntikan vaksinasi COVID-19 terbanyak di dunia, kata Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro.
Reisa, dalam keterangan pers daring di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, mengatakan Indonesia telah mencapai target 40 persen pemberian dosis pertama dan 22,73 persen dosis kedua vaksin COVID-19 dari 208.265.720 sasaran vaksinasi di Indonesia.
"Alhamdulillah, puji Tuhan, Indonesia sudah melampaui target 10 persen, bahkan sudah mencapai benchmark atau target 40 persen pemberian dosis pertama di minggu ini,” ujar Reisa.
“Hal ini dimungkinkan karena pemerintah dengan gencar menyediakan stok vaksin dan mendistribusikannya,” ujar Reisa menambahkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan target vaksinasi sebesar 10 persen populasi di setiap negara pada bulan September 2021, 40 persen populasi di setiap negara pada akhir 2021, dan 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022.
Reisa mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, 43,9 persen populasi dunia telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. Sebanyak 6,03 miliar dosis telah diberikan secara global, dan 28,15 juta vaksin telah disuntikkan kepada penduduk dunia setiap harinya.
Ia juga menjelaskan bahwa per 24 September 2021, pemerintah telah menerima lebih dari 273,6 juta dosis vaksin baik melalui jalur pembelian langsung, kerja sama global atau Covax Facility, dan hibah dari negara-negara sahabat.
“Dari Januari sampai dengan September 2021, pemerintah sudah menyalurkan lebih dari 179,8 juta dosis ke seluruh penjuru Indonesia,” kata Reisa.
Dia menekankan bahwa upaya pengendalian Covid-19, terutama vaksinasi bukan hanya mengenai angka belaka melainkan kerja keras banyak pihak.
“Dua ratus juta lebih dosis yang sudah datang ke Indonesia melalui 79 kedatangan sampai dengan pagi tadi jam 10.00 WIB, adalah kerja keras dan gotong royong dari banyak orang,” kata Reisa.
Dia pun mengajak masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin tanpa perlu menunggu untuk memilih-milih vaksin. Hal tersebut dinilai sebagai cara untuk menghargai kerja keras semua pihak yang terlibat dalam upaya untuk mengakhiri pandemi COVID-19.
“Vaksin yang terbaik adalah yang saat ini tersedia, tidak perlu menunggu untuk memilih-milih,” kata dia.*
Baca juga: Penerima vaksin COVID-19 lengkap capai 47,71 juta warga
Baca juga: Sinovac dan Sinopharm telah ekspor 215 juta dosis vaksin untuk Indonesia