Bekasi, 21/4 (ANTARA) - Seorang warga Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis, ditangkap Densus 88 karena diduga merupakan perakit bom buku di Gedung KBR 68H, Jakarta Timur.
Berdasarkan keterangan warga setempat, terduga bernama Toge alias Alwih (30) ditangkap Densus 88 sekitar pk 06.00 WIB saat tengah menjalani aktivitasnya sebagai tukang ojek di sekitar pasar Margahayu.
Alwih merupakan warga keturunan China yang tinggal bersama istri dan kedua anaknya, di Kampung Rawa Semut, RT 06 RW 11, Margahayu, Bekasi Timur.
"Saya melihat Alwih dipepet polisi berseragam preman saat naik motor melewati pasar kaget di jalan raya Margahayu sekitar pukul 06.00 WIB. Alwih dipepet dengan mobil, kemudian jatuh dan langsung di bawa pakai mobil," kata salah satu rekan Alwih, Acil (21).
Salah seorang warga yang juga bertugas sebagai anggota dinas keamanan lingkungan Mitra Jaya 0507 di kampung Rawa Semut , Margahayu, Rusli Alamsyah (47 tahun), mengungkapkan bahwa Alwih sebenarnya sudah diincar polisi sejak Rabu (20/4) malam.
"Dia diduga sebagai perakit bom buku yang dikirimkan ke KBR 68H, di Rumah Ahmad Dani dan Yapto, pada bulan Maret lalu. Saat ini, Alwih sudah dibawa ke Mabes Polri di Jakarta," katanya.
Menurut keterangan warga setempat, Alwih memiliki kepribadian yang tertutup. Kesehariannya menjadi tukang ojek sekitar tiga tahun lalu. Sedangkan istrinya, Ani, berjualan pulsa di rumah kontrakannya.
Alwih baru menjadi mualaf sebelum menikahi Ani, warga Majalengka.
"Kira-kira dia menjadi mualaf sekitar tahun 2005," kata Ketua RT 04, Suganda.
Sebelum mengontrak di RT 06, Alwih adalah warga RT 04. Sejak kecil, dia tinggal di RT.04 bersama orang tuanya. Alwih adalah satu-satunya anggota keluarga yang beragama Islam.
Ayah Alwih, yang bernama Languat atau yang dikenal dengan nama Lukman tidak dapat dimintai keterangan karena sedang pergi ke rumah duka saudaranya.
Andi Firdaus