Bandung (ANTARA) - Akhir pekan kemarin, Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil kedatangan dua orang tamu istimewa.
Tamu istimewa tersebut adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto.
Pertemuan pertama pada Jumat, 4 Juni 2021, yakni dengan AHY cukup unik karena Kang Emil datang ke tempat pertemuan dengan membonceng putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, menggunakan sepeda motor BMW milik Kang Emil dari Gedung Negara Pakuan menuju lokasi pertemuan di Nara Park Bandung.
Selama hampir dua jam lebih, Kang Emil dan AHY melakukan pertemuan di Nara Park.
Seusai pertemuan, Kang Emil menegaskan bahwa tidak ada agenda atau pembahasan terkait "Pilpres 2024" dalam pertemuan dirinya dengan AHY.
Menurut Kang Emil, pembahasan Pemilu Presiden 2024 masih terlalu jauh bagi dirinya dan ia tak ingin berspekulasi terkait hal tersebut.
Hal senada juga diutarakan oleh AHY. Menurut dia, saat ini dirinya sedang fokus bekerja unruk menyuarakan suara parpol yang dipimpinnya di parlemen.
Kang Emil menuturkan pertemuan antara dirinya dengan AHY lebih menitikberatkan tentang sinergi antara Partai Demokrat dengan Pemprov Jabar dalam menyingkronkan dengan pembangunan Provinsi Jabar yang memiliki visi Jabar Juara Lahir Batin.
"Ya agenda ini nanti disampaikan. Intinya kita membicarakan penguatan untuk Jabar sehingga Faksi Partai Demokrat arahan dari AHY ini bisa menyingkronkan Program Jabar Juara dan tentunya mudah-mudahan sinergitas politik ini membuat akselerasi selama COVID-19 ini bisa lebih baik dukungan dari DPRD khususnya Fraksi Demokrat," kata Kang Emil.
Meskipun kedua tokoh muda tersebut membantah adanya agenda politik terkait Pilpres 2024 dalam pertemuan tersebut.
Namun, bantahan keduanya seolah terpatahkan oleh aksi pemberian hadiah sebuah kaos dari AHY kepada Kang Emil yang bertuliskan "muda adalah kekuatan".
Besoknya atau Sabtu, 5 Juni 2021, Kang Emil menerima kunjungan dari Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di salah satu hotel berbintang yang ada di Kawasan Dago Pakar Bandung.
Dalam pertemuan tersebut, Kang Emil dan Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian didampingi beberapa pengurus Partai Golkar membicarakan sejumlah hal mulai dari pengembangan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Kabupaten Majalengka, termasuk isu politik terkini.
"Jadi hari Sabtu ini saya kedatangan tamu istimewa, Pak Airlangga Hartarto Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar membicarakan dukungan dari Menko Perekonomian untuk Jawa Barat khususnya pengembangan (Bandara) Kertajati tadi kita bicarakan," tutur Kang Emil.
Kang Emil yang juga sebagai Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) menyampaikan aspirasi terkait pengelolaan migas, khususnya ladang minyak marjinal agar dikelola oleh pemerintah daerah kepada Airlangga di pertemuan tersebut.
Sama halnya dengan harapan kepada Partai Demokrat, Kang Emil juga ingin agar Partai Golkar berkomitmen dan bisa sejalan dengan Pemprov Jabar untuk mewujudkan visi Jabar Juara Lahir Batin.
Jika pada pertemuan dengan AHY, Kang Emil secara tegas menolak adanya agenda Pilpres 2024.
Lain halnya dengan pertemuan dengan Airlangga Hartarto. Secara khusus, Kang Emil, mendoakan agar langkah Airlangga terkait Pemilu 2024 bisa diberikan kelancaran.
"Saya juga mendoakan utamanya Allah mempermudah segala urusan maksud Pak Airlangga khususnya di 2024. Itu doa dari saya khusus untuk beliau. Beliau sangat senang dan mudah-mudahan menjadi tanda kolaborasi kita," ujar Kang Emil.
Lekat dengan Pilpres
Menyikapi agenda pertemuan Ridwan Kamil dengan dua petinggi partai politik akhir pekan lalu di Bandung, Pakar Ilmu Politik dan Pemerintah dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan, menilai pertemuan antara Airlangga Hartarto dengan Ridwan Kamil tak bisa dilepaskan dari agenda politik di tahun 2024.
"Memang tidak bisa dilepaskan saya pikir pertemuan ini dari konteks 2024, paling tidak ini memang upaya untuk membangun komunikasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi terkait dengan kandidat-kandidat yang punya peluang untuk kemudian diusung oleh Golkar di tahun 2024," ucap Firman Manan.
Pertemuan antara kedua tokoh tersebut, bukan hanya dilihat subtansinya, tapi juga simbolnya dan pertemuan itu terjadi tentu ada latar belakangnya.
Orang tidak bisa melepaskan pertemuan dua tokoh itu dari agenda 2024, karena Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar tentu menjadi salah satu kandidat yang di gadang-gadang masuk bursa calon presiden.
Pun demikian dengan sosok Ridwan Kamil, yang namanya sering muncul dalam berbagai survei terkait Pemilu Presiden 2024.
"Terlebih tadi, misalnya, Kang Emil menggunakan baju kuning, tapi setahu saya memang ketika beliau saat bertemu dengan beberapa tokoh politik memang menyesuaikan," ujarnya menambahkan.
Terkait peluang atau kemungkinan kedua tokoh tersebut berpasangan, Firman Manila menilai sangat mungkin mereka berpasangan walaupun waktunya masih terlalu jauh.
"Itu karena Pak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar maka tentu harus menjadi mencari figur di luar Golkar kan, yang pertama bisa dari partai lain, yang kedua memang orang nonpartai tetapi punya tingkat elektabilitas yang cukup tinggi, paling tidak dikenal oleh publik," tutur Firman.
Firman menilai dari segi kecocokan atau chemistry, dirinya belum bisa menilainya karena sejauh ini memang belum ada hubungan kerja sama keduanya yang bisa menunjukkan chemistry.
Namun, juga tidak pernah ada konflik antara keduanya sehingga peluangnya masih sangat terbuka.
Terlepas dari itu semua, ada "agenda tertentu" yang diusung dalam pertemuan orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat dengan dua petinggi parpol di Indonesia.
Agenda terkait politik, khususnya Pemilu Presiden 2024 bisa jadi menjadi bahasan utama dalam pertemuan tersebut meskipun dibantah oleh Kang Emil. "Mau tapi malu-malu".
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil bertemu Airlangga Hartanto bahas masalah aktual
Baca juga: AHY safari politik ke Bandung temui Kang Emil hingga warga Soreang