Jakarta (ANTARA) - Bank BJB menyalurkan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk kredit mencapai Rp5 triliun hingga Oktober 2020 yang berasal dari penempatan dana pemerintah sebesar Rp2,5 triliun.
“Kami akselerasi dua kali lipat menjadi Rp5 triliun,” kata Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi dalam webinar Infobank terkait strategi bangkit dari krisis di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, penyaluran kredit dari dana pemerintah diserap sejumlah segmen usaha salah satunya pembiayaan di sektor infrastruktur.
Ia menilai pembiayaan untuk sektor infrastruktur akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi imbas pandemi COVID-19.
Tak hanya mendukung stimulus pemerintah, pihaknya juga memberikan restrukturisasi kredit senilai Rp2,7 triliun kepada 7.950 debitur.
Di luar jumlah itu, lanjut dia, masih ada sekitar Rp1,7 triliun nilai restrukturisasi kredit yang berpotensi mendapatkan fasilitas keringanan itu namun debitur itu tidak mengajukan usulan restrukturisasi.
“Masih ada sekitar Rp1,7 triliun yang belum direstrukturisasi karena kami ingin secara konservatif menjaga bahwa harus kita kategorikan terdampak,” katanya.
Sementara itu, menyikapi dampak pandemi COVID-19, lanjut dia, pihaknya mengalokasikan modal yang besar untuk mendukung digitalisasi agar kinerja tetap jalan di tengah pandemi.
Namun, ia tidak menyebutkan besaran modal yang dialokasikan untuk pengembangan digitalisasi tersebut.
Adapun strategi yang dilakukan, lanjut dia, diantaranya penyesuaian perangkat informasi dan teknologi (IT) termasuk di bisnis inti bank dan memperbaiki di sisi IT untuk menunjang program digitalisasi.
“Digitalisasi bagi BJB yang baru dilaksanakan awal 2020 memberikan kontribusi signifikan 40-50 persen (yoy) dan menjadi tulang punggung pencapaian pendapatan,” katanya.
Baca juga: Bank BJB salurkan dana PEN capai Rp5,3 triliun
Baca juga: Pemprov Jabar pastikan Dana PEN di Bank BJB lebih cepat tersalurkan
Baca juga: Jasa Sarana akan optimalkan dana infrastruktur untuk PEN