Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengakui bahwa persiapan distribusi vaksin COVID-19 butuh proses yang tidak mudah dan memerlukan kehati-hatian.
"Kita juga harus menyiapkan distribusi ke seluruh Tanah Air. Ini yang tidak mudah, mendistribusikan vaksin itu tidak mudah," kata Presiden Jokowi di Puskesmas Tanah Sereal Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu saat meninjau simulasi imunisasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tanah Sereal, Bogor bersama dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
"Ini bukan barang seperti barang-barang yang lain, memerlukan 'cold chain', kedinginan dengan derajat tertentu. Setiap vaksin dari produk yang berbeda memerlukan juga model distribusi yang berbeda," ungkap Presiden.
Sebelumnya diberitakan uji klinis vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan BioNTech diklaim dapat mencegah infeksi COVID-19 hingga 90 persen. Inovasi Pfizer dan BioNTech tersebut masih harus dikaji oleh kelompok pakar independen dan disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech tersebut menggunakan teknologi rekayasa genetik. Rekayasa genetik itu dilakukan dengan mengambil genom dari RNA virus yang membutuhkan tempat penyimpanan vaksin pada suhu -80 derajat Celcius.
Sedangkan di Indonesia masih sulit untuk menemukan penyimpanan yang bisa menjaga suhu hingga -80 derajat Celcius, bahkan "freezer" kulkas hanya -4 derajat Celcius.
"Inilah yang apa terus kita siapkan agar nanti ke daerah-daerah juga segera mendapatkan vaksin dan vaksinnya juga tidak rusak," tambah Presiden.
Tapi Presiden Jokowi optimistis vaksin COVID-19 akan tiba di Indonesia pada akhir 2020 atau awal 2021.
"Kalau melihat tadi di lapangan dan melihat simulasi tadi, kita memperkirakan akan mulai vaksinasi itu di akhir tahun atau di awal tahun. Akhir 2020 atau awal tahun 2021 karena memang proses persiapannya itu tidak hanya menerima vaksin kemudian langsung disuntikkan," jelas Presiden.
Selain vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech, produsen vaksin asal Ameriksa Serikat Moderna juga mengklaim vaksin corona buatannya 94,5 persen efektif melawan COVID-19.
Vaksin mRNA-1273 tersebut disebut mampu merangsang respons kekebalan pada pasien dalam uji klinis tahap awal tanpa menyebabkan efek samping berlebihan dan juga menghasilkan antibodi dan sel darah putih yang dikenal sebagai sel T sudah diuji pada 40 sukarelawan.
vaksin Moderna diklaim perusahaan dapat disimpan pada suhu 20 derajat Celcius seperti cara penyimpangan vaksin lain, misalnya yang digunakan untuk menangani cacar air dan bisa disimpan selama 30 hari di pendingin.
Baca juga: Presiden Joko Widodo siap jadi penerima pertama vaksin COVID-19
Baca juga: Presiden berharap banyak masyarakat ikut vaksinasi COVID-19
Baca juga: Presiden Jokowi tinjau simulasi imunisasi COVID-19 di Kota Bogor
Presiden: Persiapan distribusi vaksin perlu proses
Rabu, 18 November 2020 11:32 WIB