Bandung, 9/2 (ANTARA) - Tiga teras rumah di RT 6/RW 1 kelurahan Pelindung Hewan, kecamatan Astana Anyar, kota Bandung, Jawa Barat, Selasa, pukul 05.15 WIB pagi terseret arus sungai lantaran "kirmir" jebol.
Peristiwa tersebut terjadi ketika hujan deras terus mengguyur kota Bandung, dan menyebabkan "kirmir" sungai citepus jebol. Beruntung dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa.
Jebolnya kirmir sepanjang 20 meter kali lima meter itu sudah diperkirakan sebelumnya. Jumat (5/2), sebab "kirmir" sudah mulai retak-retak. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, ketiga pemilik rumah beserta keluarganya langsung dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ketiga rumah yang halamannya roboh akibat kirmir yang jebol adalah rumah milik Abdullah (85), Ny Dedeh (60) dan Ayat (50).
Hingga Senin sore, ketiganya masih berupaya menyelamatkan barang-barang miliknya. Mereka khawatir, hujan yang deras dan debit air sungai yang tinggi bisa menyebabkan jebolnya kembali kirmir.
Salah seorang korban Ayat, mengaku hingga kini belum ada bantuan dalam bentuk materi dari pihak manapun. Yang ada hanya bantuan tenaga dan bantuan dalam bentuk lain dari aparat kewilayahan dan Dinas terkait.
"Sungai ini airnya deras. Kami khawatir jika tidak segera ditanggulangi, akan terjadi lagi hal yang sama. Tapi tadi memang ada dari kelurahan, kecamatan sama dinas untuk membantu penangggulangan darurat," katanya.
Camat Astana Anyar, Asep Gufron mengaku sudah melakukan beberapa langkah penanganan darurat. Pihaknya telah meminta stafnya di kecamatan dan kelurahan untuk ikut berpartisipasi bersama dengan warga menangani kirmir yang jebol tersebut.
"Yang ambruk itu bagian teras rumah. Tapi kami memang menjaga kemungkinan ambruknya lokasi lain. Khawatir, jika air sungai deras bisa membuat ambruk bagian lainnya," katanya.
Sedangkan jumlah kerugian akibat "kirmir: jobol tersebut, pihaknya masih melakukan inventarisasi. Upaya tersebut harus dilakukan sebagai masukan bagi pihak pemerintah untuk kemudian memberikan bantuan.
Sementara itu, Kepala DBMP Kota Bandung, Iming Ahmad mengaku sudah menerjunkan stafnya ke lapangan untuk mengecek kerusakan akibat jebolnya "kirmir" tersebut.
Pihaknya langsung melakukan upaya tanggap darurat, membersihkan bongkahan batu dari kirmir yang jebol. Selain itu, pihaknya juga telah mengantisipasi tidak kembali jebolnya "kirmir" dengan bronjong.
"Kalau airnya deras, ya kirmirnya akan hancur lagi. Kita tidak berani melakukan itu. Kita tunggu saja sampai nanti musim kemarau. Sementara ini kita antisipasi dengan pemasangan bronjong," pungkasnya.
(U.K-FKR/C/Y003/Y003) 09-02-2010 15:54:49