Cimahi, 11/12 (ANTARA) - Dua bak septic tank komunal telah dibangun oleh Dinas Penyehatan Lingkungan dan Kebersihan Kota Cimahi untuk mengurangi jumlah pencemaran lingkungan karena limbah organik.
"Sudah ada dua bak penampungan (septic tank) komunal yang dibangun, yakni di Kelurahan Cimahi dan Cigugur, tapi pipa sambungan untuk ke setiap rumahnya belum dipasang," kata Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman Dinas Penyehatan Lingkungan dan Kebersihan Kota Cimahi Dien Wulandiati, Jum'at.
Dien mengatakan, dengan adanya bak septic tank komunal tersebut pengelolaan tinja dapat dilakukan dengan tidak mencemari lingkungan.
"Selama ini, masih ada 30 persen warga Cimahi yang membuang limbah organiknya (tinja) langsung ke sungai atau out side," kata Dien.
Menurut dia, dalam bak septic komunal berukuran 10x2 meter persegi tersebut akan diberi bakteri pengurai sehingga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya seperti pupuk organik.
"Di dalam bak septic tank ini nantinya akan diberi bakteri pengurai, sehingga air yang dibuang dari bak tersebut sudah tidak berbahaya dan endapan lumpur di dalam baknya bisa dijadikan pupuk," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini sistem pembuangan limbah secara komunal di Kota Cimahi telah diterapkan di Rumuh Susun Sederhana Milik (Rusunami) dan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunanwa).
"Pembangunan sistem pembuangan limbah komunal untuk perumahan masih sedikit jumlahnya yang menerapkan baru di dua tempat yaitu di sebagian perumahan Cibeureum dan Melong," ujar Dien.
Pihaknya menyatakan, kedua wilayah tersebut dijadikan sebagai "Pilot Project" untuk IPAL komunal kota Cimahi.
Dien menyatakan, pembangunan septic tank komunal ini ditargetkan selesai akhir tahun ini.
"Mudah-mudahan selesai tahun ini meskipun biayanya memang
tidak murah untuk tiga RT saja memakan biaya Rp 500 juta," ujar Dien.
Berdasarkan data Dinas Penyehatan Lingkungan dan Kebersihan Kota Cimahi, sebanyak 4. 000 rumah di Kota Cimahi tidak punya septic tank.
Masih banyaknya warga Cimahi yang tidak memiliki septictank di rumah, maka limbah organik warga Cimahi langsung dibuang ke sungai.
Oleh karena itu, tingkat pencemaran sungai di Kota Cimahi kontribusinya sama dengan tingkat pencemaran sektor industri.
Kawasan pada penduduk yang dekat dengan sungai di Kota Cimahi seperti kawasan Cimahi Selatan, merupakan kawasan yang rumahnya paling banyak tidak memiliki "septictank."
Pada umumnya, warga Cimahi yang berada dekat dengan kawasan sungai memiliki toilet di rumahnya, namun tidak memiliki tempat penampungan untuk mengolah limbah organiknya terlebih dahulu, sebelum akhirnya dialirkan ke sungai.
Tingkat kesadaran warga untuk memiliki "septic tank" pribadi, kata Dien, menjadi faktor penyebab banyaknya yang tidak memiliki "septic tank" di rumahnya masing-masing.
"Padahal kalau warga sadar, pencemaran sungai akibat limbah tersebut dapat berpengaruh terhadap sumur penduduk yang mengundang penyakit pencernaan, misalnya diare," kata Dien.
***3***
Adjat Sudrajat
(U.PK-ASJ/B/Z003/Z003) 11-12-2009 14:36:03
