Kuala Lumpur (ANTARA) - Maskapai penerbangan AirAsia mengembangkan bisnis wisata medis yang melayani penerbangan carter untuk pasien dan wisatawan medis dari Indonesia ke negeri jiran saat pandemik COVID-19 dewasa ini.
Chief Executive Officer (CEO) AirAsia, Karen Chan mengemukakan hal itu kepada media di Kuala Lumpur, Sabtu, usai menyambut penerbangan carter medis internasional pertama dari Medan ke Bandara Internasional Penang.
"Pasien dan turis medis dari Indonesia kini memiliki akses yang lebih besar ke perawatan medis dan layanan kesehatan di Malaysia karena AirAsia berupaya untuk memainkan peran yang lebih besar dan lebih aktif di sektor ini dengan menyediakan layanan penerbangan carter medis," katanya.
Karen mengatakan layanan sewa medis akan diperluas ke kota-kota lain di Indonesia dan segera berkembang menjadi penawaran layanan ujung ke ujung (end to end) di bawah platform AirAsia.
"Di tengah pembatasan perjalanan di masa-masa sulit ini, AirAsia berkomitmen untuk menghubungkan orang-orang dengan kebutuhan kritis mereka, dan saya ingin memuji tim Kesehatan AirAsia kami yang memfasilitasi penerbangan carter medis ini dari Medan ke Penang," katanyaa.
Dia mengatakan penerbangan charter medis berikutnya dari Indonesia akan dilakukan dari Jakarta ke Kuala Lumpur pada 24 Agustus.
"Ini adalah masa-masa stres bagi keluarga dengan anggota yang menderita penyakit kronis yang membutuhkan perawatan medis khusus. AirAsia bekerja sama dengan erat dengan institusi medis dan otoritas pemerintah untuk memastikan pasien yang datang mendapatkan pengalaman perjalanan yang mulus dari Indonesia ke Malaysia," katanya.
Pihaknya akan terus bekerja dengan mitra strategis seperti Island Hospital di Penang dan dengan dukungan penuh dari Malaysia Healthcare Travel (MHT).
"Indonesia sebagai negara menyumbang wisatawan perawatan kesehatan 'inbound tertinggi' yang tiba ke Malaysia. AirAsia Health akan meluncurkan platform kesehatan dan kebugaran online end-to-end di AirAsia.com dalam waktu dekat ini," katanya.
Pada kesempatan terpisah Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Penang, Bambang Suharto menyambut baik penerbangan carter tersebut karena tidak hanya akan memudahkan pasien dari Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Penang, tetapi juga dalam gambaran yang lebih besar, dapat membuka kembali transportasi antar Indonesia dan Malaysia untuk kepentingan rakyat di kedua negara.
"Tentunya harus mengikuti SOP yang ditetapkan oleh pemerintah kedua negara," katanya.
Sedangkan menurut Kepala Pemasaran Institut Jantung Negara (IJN) Kuala Lumpur, Akim Affandi Ahmad, sebagai salah satu pusat jantung pilihan bagi pasien Indonesia pihaknya memuji layanan yang diberikan oleh AirAsia.
"Kami yakin ini akan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh pemerintah," katanya.
Setelah penerbangan Medan - Penang, ujar Akim, mereka akan menindaklanjuti dengan penerbangan Bandara Soekarno - Hatta Cengkareng (CKG) - Kuala Lumpur (KUL) dan Surabaya (SUB) - Kuala Lumpur (KUL).
"Saat pandemik kami ada satu kemarin lewat 'air ambulance' tetapi banyak yang tidak mampu menggunakannya karena itu dengan adanya 'charter flight' ini menarik," katanya.
Sementara itu guru di SMA Negeri 1 Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Armando Harahap mengatakan minat masyarakat Medan untuk "check up" dan berobat ke Penang sudah cukup lama berlangsung.
"Rumah sakit di Pulau Penang sangat populer di Kota Medan, sehingga penerbangan Medan-Pulau Penang dapat rute khusus. Jika Air Asia mengambil peluang dalam penerbangan wisata berobat hanya melembagakan saja. Selama ini sudah berjalan begitu baik," kata mantan guru Sekolah Indonesia Kuala Lumpur tersebut.
Penasehat Majelis Perwakilan KAHMI Malaysia ini mengusulkan agar rumah sakit di Penang membuka outlet pelayanan informasi tentang pengobatan dan profil rumah sakit Malaysia di Medan.
Sejauh ini yang sudah membuka kantor perwakilan di Medan adalah IJN Kuala Lumpur.