Bandung, 11/11 (ANTARA) - Genangan banjir di kawasan Bandung Selatan, belum bisa diatasi dan masih mengancam ribuan rumah pada musim penghujan yang akan datang.
"Banjir kemungkinan masih terjadi di kawasan Bandung Selatan terutama di Baleendah dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Perlu normalisasi Sungai Citarum termasuk kemungkinan pemangkasan Curug Jompong untuk mempercepat aliran sungai itu," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat, Ruhimat di Bandung, Selasa.
Sementara itu dana miliaran rupiah sudah digelontorkan untuk normalisasi Sungai Citarum dan 31 anak sungainya di kawasan Bandung Selatan. Namun karena baru dilakukan secara parsial, belum mampu mengatasi banjir di Bandung Selatan.
Butuh anggaran cukup besar mengatasi permasalahan banjir di Bandung Selatan itu yakni mencapai Rp100 miliar. Sebelumnya telah digelontorkan angaran sebesar Rp30 miliar pada tahun 2008-2009.
Dana tersebut untuk pengerukan dan perluasan bantaran sungai Citarum dan sejumlah anak sungainya.
"Upaya untuk meminimalisasi banjir selama ini dilakukan dengan pengerukan, belum dilakukan pemapasan Curug Jompong yang disebut-sebut sebagai penyebab rendahnya aliran Citarum. Pengerukan itu mampu mempercepat penyusutan genangan banjir meski tidak bisa sepenuhnya mengatasi banjir di sana," kata Ruhimat.
Sebagai upaya antisipasinya dilakukan dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat dengan menyiapkan rumah mitigasi yang ditempatkan di daerah yang bebas banjir.
Bangunan itu digunakan untuk menampung warga korban banjir sambil menunggu banjir surut dari rumah mereka. Sedangkan upaya relokasi warga korban banjir, sejauh ini kurang berhasil karena mereka memilih tetap bermukim di daerah itu.
Selain tidak memiliki lahan alternatif, mereka juga sudah kerasan tinggal di perkampungan yang mereka huni selama ini dan menganggap banjir sebagai fenomena biasa.
"Karena tidak ada relokasi, mereka tetap di kampung mereka meski kerap dilanda banjir. Mereka biasanya sudah mengantisipasi dengan membuat tanggul atau tempat penyimpanan barang saat dilanda banjir," katanya.
Ia menyebutkan, terganggunya sekitar 54 persen hutan di kawasan Cekungan Bandung yang menjadi daerah aliran sungai (DAS) Citarum menjadi penyebab terjadinya banjir di kawasan terendah di Cekungan itu.
"Kerusakan hutan itu juga berdampak terhadap sedimentasi yang terus meningkat tajam," katanya.
Sementara itu luasan genangan banjir di kawasan Bandung Selatan terus meluas. Musim banjir tahun lalu kawasan rawan banjir di Bandung Selatan sekitar 1119 hektar atau naik dari tahun sebelumnya.
Ketinggian banjir di kawasan itu bervasiasi antara satu meter hingga lima meter. Daerah rawan banjir di sana antara lain di Kecamatan Majalaya, Rancaekek, Paseh, Baleendah, Banjaran, Dayeuhkolot, Pameungpeuk dan Cicalengka.
Selain itu, kawasan rawan banjir lainnya di Jawa Barat adalah di kawasan Bekasi, Indramayu dan Kabupaten Cirebon.
"Banjir Pantura selama ini penyebabnya sama antara lain sedimentasi di beberapa sungai di sana, sehingga menyebabkan permukaan sungai menjadi dangkal," kata Ruhimat menambahkan.***3***
Syarif Abdullah
(U.S033/B/Y003/Y003) 10-11-2009 18:56:12
BANJIR MASIH ANCAM KAWASAN BANDUNG SELATAN
Rabu, 11 November 2009 9:34 WIB