Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto,Sp.KO mengungkapkan sejumlah anggapan di masyarakat mengenai olahraga di masa pandemi COVID-19 terdapat kekeliruan yang hanya menjadi mitos dan juga ada fakta yaitu benar adanya.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, dokter Michael menjelaskan kebanyakan rumor yang beredar di masyarakat tentang olahraga di masa pandemi lebih banyak berupa mitos dibanding fakta yang bisa dipertanggungjawabkan.
Misalnya anggapan berolahraga dengan menggunakan masker yang menggangu kesehatan. Michael menjelaskan hal tersebut hanyalah mitos belaka karena masker justru melindungi dari infeksi.
"Penggunaan masker akan bertindak sebagai barrier antara udara luar dan hidung maupun mulut yang akan menyaring udara sampai dengan 90 persen dan sama sekali tidak menghentikan aliran udara pernafasan," katanya.
Penggunaan masker tidak akan mengganggu pernafasan termasuk juga saat berolahraga dengan intensitas ringan sampai dengan sedang karena disaat itu tubuh tidak membutuhkan udara pernafasan dalam jumlah banyak. Kalaupun ada rasa tidak nyaman tentunya dapat teratasi setelah penggunaan secara teratur tubuh akan terbiasa dalam menggunakannya.
Selanjutnya anggapan yang menyebut mengikuti CFD aman karena berada di udara terbuka sehingga tidak memungkinkan tertular COVID-19. Padahal tempat dihari bebas kendaraan bermotor penuh dengan masyarakat yang bergerombol, tentunya akan sulit untuk menjaga jarak dan resiko akan bertambah jika masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan sebagaimana misalnya tidak menggunakan masker.
"Yang jelas akan memudahkan untuk terinfeksi," katanya.
Hal keliru lainnya adalah anggapan berenang yang sama dengan mandi sehingga baik untuk mencegah COVID-19.
Bilamana berenang tersebut dilakukan di kolam renang pribadi dan dijamin tidak ada orang lain yang menggunakan kolam tersebut yang terinfeksi COVID-19 maka resiko mengalami penularan menjadi rendah. Namun bila hal tersebut dilakukan di kolam renang umum dan terlebih lagi jika tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik maka resiko terinfeksi menjadi besar.
Anggapan keliru lain ialah bersepeda merupakan olahraga paling aman selama Pandemi COVID-19. Jika dikatakan paling aman tentunya harus mematuhi protokol kesehatan sebagai mana telah ditentukan oleh PDSKO yaitu saat bersepeda keluar rumah harus dalam keadaan sehat, bersepeda sendiri ataupun dengan keluarga serumah dan juga memilih daerah yang dilewati yang tergolong dalam zona hijau.
Bila bersepeda tanpa menggunakan masker secara benar, dilakukan bersama dengan orang yang tak dikenal, kelompok pesepeda tersebut berjumlah lebih dari lima orang dan tidak menjaga jarak dari satu pesepeda dengan pesepeda lain sejauh 20 meter atau lebih maka resiko untuk terinfeksi menjadi sangat besar.
"Bersepeda dalam berkelompok juga meningkatkan kemungkinan kita untuk mengayuh sepeda melampaui batas-batas kemampuan yang tentunya dapat mengganggu kesehatan tubuh kita", ujarnya.
Namun ada juga fakta dari anggapan yang beredar di masyarakat seperti segera mandi dan berganti pakaian setelah berolahraga di luar rumah untuk menghindari penularan COVOD-19.
"Pada saat kita berolahraga di tempat umum, meskipun kita menjalankan protocol kesehatan namun tetap saja akan membuat diri kita berada di dalam situasi yang tidak pasti. Kita tidak dapat meyakini diri kita selama berolahraga di luar itu tidak terkontaminasi virus Covid, dan tentunya kita juga tidakberharap membawa pulang penyakit apapun ke dalam lingkungan keluarga kita di rumah," kata Michael.
Oleh sebab itu sangatlah beralasan jika sesampainya kita di rumah maka kita wajib langsung membersihkan tubuh kita dengan mandi dan mengganti pakaian yang bersih. Dengan senantiasa menjaga kebersihan diri, kita berharap untuk terhindar dari penularan COVID-19.
Baca juga: Tips bersepeda aman saat pandemi COVID-19
Mitos dan fakta berolahraga saat pandemi, menurut dokter spesialis keolahragaan
Sabtu, 25 Juli 2020 6:52 WIB