Purwokerto (ANTARA) - Gelombang yang tingginya hingga enam meter berpotensi terjadi di laut selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat menurut analis cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan.
"Tinggi gelombang wilayah perairan selatan maupun Samudra Hindia selatan Yogyakarta hingga Jabar diprakirakan berkisar empat sampai enam meter atau sangat tinggi," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Tinggi gelombang di wilayah perairan tersebut, menurut dia, dipengaruhi oleh pola sirkulasi di Samudra Hindia barat Sumatera serta pola angin di belahan bumi selatan yang bertiup dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan 3 sampai 20 knot.
BMKG sudah menyampaikan peringatan dini mengenai potensi gelombang tinggi di perairan selatan Yogyakarta hingga Jawa Barat maupun Samudra Hindia selatan Yogyakarta hingga Jawa Barat hingga 28 Mei 2020 kepada pemangku kepentingan terkait.
"Kami imbau warga yang bermukim di sepanjang pesisir selatan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir rob karena selain gelombang tinggi sekarang juga sedang terjadi pasang yang tinggi," katanya.
Ia menambahkan, air pasang setinggi 2,1 meter di perairan selatan Cilacap pada Selasa (26/5) pukul 10.00 WIB telah mengakibatkan sejumlah tanggul pantai jebol.
Air pasang tinggi, menurut dia, diprakirakan masih berlangsung hingga Rabu (27/5) pukul 11.00 WIB dengan ketinggian sampai dua meter dan pasang maksimum berpeluang terjadi Kamis (28/5) pukul 12.00 WIB dengan tinggi air 1,9 meter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap telah mengirimkan 1.500 karung ditambah 500 karung dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap untuk diisi pasir guna mengatasi masalah tanggul jebol akibat air pasang.
"Kami bersama masyarakat dan PSDA langsung bekerja bakti untuk melakukan penanganan darurat terhadap tanggul jebol tersebut karena berdasarkan ilmu titen (keyakinan) yang diyakini teman-teman nelayan, kondisi air pasang seperti ini masih akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan," kata Kepala BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Cilacap, pasang maksimum yang disertai gelombang sangat tinggi yang terjadi pada Selasa (26/5) siang mengakibatkan kerusakan tanggul penahan rob di Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, sehingga 117 rumah warga tergenang rob dengan ketinggian air 30 sampai 60 cm.
Banjir rob juga menggenangi permukiman warga di Kelurahan Tambakreja dan Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, dengan tinggi genangan air sekitar 30 cm.
Di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, banjir rob menggenangi 51 rumah warga serta merendam area persawahan dan tambak dan di Kecamatan Cilacap Utara, banjir air pasang menggenangi 27 rumah warga Kelurahan Tritih Kulon dan 41 rumah warga Kelurahan Karangtalun.
Di Kecamatan Kampung Laut, banjir rob mengenangi 1.640 rumah warga Desa Ujunggagak, 584 rumah warga Desa Panikel, dan 1.000 rumah warga Desa Ujungalang.
Selain itu, banjir rob di Kampung Laut juga menggenangi puskesmas dan kantor kecamatan setempat serta merendam area persawahan, tambak, dan hasil panen milik warga.
Banjir rob di Kecamatan Adipala menggenangi warung-warung dan area parkir di Pantai Sodong serta tempat pelelangan ikan dan permukiman warga di Desa Adiraja. Kondisi tersebut juga terjadi di Pantai Jetis, Kecamatan Nusawungu.
Sementara di Kecamatan Kawunganten, banjir rob menggenangi 275 rumah warga di Desa Grugu, Desa Ujungmanik, dan Desa Babakan, serta merendam ratusan hektare sawah dan ratusan hektare tambak di wilayah itu termasuk area persawahan di Desa Bringkeng.
Baca juga: Gempa tektonik di selatan Garut tidak berpotensi tsunami
Baca juga: BMKG pastikan suara dentuman di Bandung bukan akibat gempa maupun petir
BMKG: Gelombang tinggi 6 meter berpotensi terjadi di laut selatan Jawa
Rabu, 27 Mei 2020 9:19 WIB