Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Produsen rumahan kue keranjang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat kebanjiran order jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2571 bertepatan tahun tikus logam.
Seorang produsen kue keranjang di Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Candra (52) mengatakan banyaknya permintaan dodol China ini sudah menjadi tradisi setiap menjelang perayaan tahun baru. Alhasil mereka mulai menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan pasar dari dalam dan luar kota.
"Sejak awal Januari sudah mulai banyak pesanan yang masuk. Awalnya cuma beberapa kilogram tapi sekarang sudah lumayan banyak, sampai tembus satu ton lebih perhari," katanya, Senin.
Sejak berdiri pada tahun 1995 dapur kue keranjang miliknya selalu menerima permintaan hingga ratusan ribu kue keranjang menjelang Tahun Baru Imlek bahkan saat ini Candra mengaku sudah memproduksi sedikitnya 2,1 ton kue keranjang perhari untuk memenuhi permintaan pelanggan.
"Kalau kue keranjang ini kan sistemnya bukan satuan tapi dijual perkilogram. Jadi kalau waktu awal-awal cuma beberapa kilogram sekarang kami buat minimal 2,1 ton kue setiap hari karena yang pesan banyak. Kalau dihitung, berarti ada sekitar 6.300 buah kue karena satu kilogram itu isinya tiga buah," ungkapnya.
Candra mengaku sudah memiliki cukup banyak pelanggan tetap. Selain beredar di Kabupaten Bekasi kue keranjang buatannya juga dikirim ke pelanggan di luar kota seperti Jakarta, Bogor, serta Bandung yang menjadi pasar terbesar.
"Pernah sampai ke Belanda tapi ya baru sekali. Paling banyak Bandung yang pesan, kan mungkin banyak vihara di sana. Kalau di Cikarang sendiri justru sedikit. Makanya yang banyak itu dikirim ke luar kota," kata pria yang memiliki nama lain Tan Cen In ini.
Saat ramai pesanan seperti sekarang Candra mengaku bisa meraup omzet Rp60 juta hingga Rp70 juta dalam sehari hanya dari penjualan kue keranjang saja.
Selain kue keranjang dapur rumahnya juga memproduksi kue susun yang biasa digunakan untuk jamuan beribadah. Baik kue keranjang maupun kue susun Candra menjualnya seharga Rp30.000 perkilogram.
"Karena memang isinya sama, itu-itu juga. Cuma kalau kue susun dibentuk, disusun. Ada yang isinya tiga, lima, tujuh atau sembilan, pokoknya ganjil," katanya.
Baca juga: Warga Tionghoa Kota Bogor lakukan ritual mandi rupang di Vihara Dhanagun
Baca juga: Taman Safari Bogor akan gelar kisah Kera Sakti saat Imlek