Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan tidak akan mengurangi kunjungan kerja ke luar negeri demi alasan studi banding untuk mempromosikan Indonesia dan Jakarta khususnya.
"Kalau saya sama aja sih. Karena kalau saya pergi (kunjungan kerja) selalu studi banding. Saya justru ke sana mempromosikan Indonesia, mengkampanyekan Indonesia," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, Jumat.
Anies mengatakan dasar pernyataannya karena para pemimpin Indonesia sejak awal melihat dunia setara, karenanya dia berpandangan bahwa penting bagi pejabat-pejabat Indonesia untuk melakukan kunjungan luar negeri dengan tujuan promosi bukan hal lainnya.
"Jangan minder sama dunia, seakan dunia lebih besar, tidak. Datang ke sana (internasional), ikut mewarnai justru penting. Tapi kalau jalan ke sana untuk jalan-jalan nah itu salah, seharusnya berpidato menyampaikan pandangan menceritakan kemajuan Indonesia dengan mengajak orang untuk datang ke sini itu penting," ucap Anies.
Sebelumnya, dalam pidato kenegaraan di Gedung DPR Jumat ini, Presiden Joko Widodo menyindir pejabat yang suka pelesiran ke luar negeri dengan dalih studi banding kebijakan. Dia menyatakan bahwa studi banding sebenarnya bisa dilakukan di dunia maya saja.
"Untuk apa jauh-jauh studi banding ke luar negeri, padahal informasi yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smartphone," kata Jokowi sambil mengeluarkan telepon seluler saat membacakan pidato kenegaraan di Ruang Paripurna, Senayan.
Karenanya menurut Anies, adalah menjadi penting untuk ditunjukkan saja secara terbuka para pejabat negara termasuk daerah melakukan kunjungan ke luar negeri untuk tujuan apa.
"Saya pribadi punya catatannya, anda lihat catatan saya, saya pergi tiga kali tahun ini. Sekali mengunjungi Ibu Ani Yudhoyono, yang kedua di Jepang U-20 yang merupakan bagian dari G-20, kemudian yang ketiga saya diundang ke Singapura sebagai pembicara dalam pertemuan yang dihadiri para perdana menteri dan para menteri dan pemimpin Singapura," ucap Anies.
"Saya harus garis bawahi semua kepergian saya ke sana adalah undangan untuk berbicara, bukan inisiatif pribadi untuk studi banding, gak ada. Saya sudah lewat itu mas, sebelum saya tugas di pemerintahan saya sudah keliling dunia untuk berbicara soal Indonesia, saya bukan menyombongkan diri. Tapi supaya pada sadar nih kalau soal jalan-jalan udah lewat saya," ucap Anies.
Karena itu, tambah Anies, penting bagi para pejabat untuk bisa menguasai bahasa asing sebagai senjata untuk promosi Indonesia di dunia internasional.
"Saya menganjurkan para pemimpin bisa bahasa internasional agar di pertemuan internasional bisa berkomunikasi, bisa berpidato, kalau tidak hanya menjadi pendengar. Indonesia itu harus hadir untuk internasional, itu perintah pembukaan undang-undang dasar, agar terlibat di dalam membangun dunia," tuturnya.