Polisi Lalu Lintas (Polantas) Polres Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan ada tiga penyebab terjadinya kepadatan kendaraan saat puncak arus balik di jalur utara yang merupakan jalur utama penghubung Sukabumi dengan Jagorawi.
"Puncak arus balik dari Sukabumi terjadi pada Sabtu (8/6) dan Minggu (9/6) yang volume kendaraannya sudah meningkat sejak pagi hingga malam hari menuju arah Bogor," kata Kasat Lantas Polres Sukabumi AKP Galih Bayu Raditya di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa.
Adapun penyebab padat atau menumpuknya kendaraan di jalur Sukabumi-Bogor tersebut dikarenakan pada dua hari itu pemudik yang balik dari Sukabumi menuju Jabodetabek hampir bersamaan pulang ke daerahnya masing-masing.
Kemudian ditambah adanya arus kendaraan wisatawan yang pulang dari berbagai objek wisata di Sukabumi dan penyebab yang ketiga karena jalur Sukabumi kerap dijadikan jalan alternatif kendaraan dari arah dan menuju Puncak.
Namun demikian, selama arus balik tersebut arus lalu lintas bisa dikendalikan sehingga tidak terjadi kemacetan panjang. Pihaknya telah melakukan rekayasa arus lalu lintas di beberapa titik seperti persimpangan dan pertemuan arus kendaraan, lokasi wisata, dan juga mengurai kepadatan dengan mengalihkan sebagian kendaraan melalui jalur alternatif.
"Selama arus balik kami sudah menempatkan anggota di titik rawan kemacetan dan kecelakaan, yang dibantu dari beberapa instansi seperti Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi, TNI, dan relawan," tambahnya.
Galih mengatakan pada arus mudik dan balik Lebaran di wilayah hukum Polres Sukabumi angka kasus kecelakaan lalu lintas menurun drastis. Meskipun ada kejadian tetapi hanya luka ringan saja.
Kendaraan pada musim mudik dan balik tersebut didominasi sepeda motor dan mobil pribadi. Untuk saat ini kondisi arus lalu lintas di jalur utara mulai berangsur normal, meskipun demikian pihaknya tetap bersiaga karena masih ada kendaraan pemudik yang memilih pulang dari Sukabumi ke arah Jabodetabek di luar jadwal libur dan cuti bersama Idul Fitri 1440 H.
Baca juga: Lalu lintas jalur alternatif Cikidang-Palabuhanratu ramai kendaraan
Baca juga: Penumpang KA Sukabumi-Cianjur meningkat 40 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Puncak arus balik dari Sukabumi terjadi pada Sabtu (8/6) dan Minggu (9/6) yang volume kendaraannya sudah meningkat sejak pagi hingga malam hari menuju arah Bogor," kata Kasat Lantas Polres Sukabumi AKP Galih Bayu Raditya di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa.
Adapun penyebab padat atau menumpuknya kendaraan di jalur Sukabumi-Bogor tersebut dikarenakan pada dua hari itu pemudik yang balik dari Sukabumi menuju Jabodetabek hampir bersamaan pulang ke daerahnya masing-masing.
Kemudian ditambah adanya arus kendaraan wisatawan yang pulang dari berbagai objek wisata di Sukabumi dan penyebab yang ketiga karena jalur Sukabumi kerap dijadikan jalan alternatif kendaraan dari arah dan menuju Puncak.
Namun demikian, selama arus balik tersebut arus lalu lintas bisa dikendalikan sehingga tidak terjadi kemacetan panjang. Pihaknya telah melakukan rekayasa arus lalu lintas di beberapa titik seperti persimpangan dan pertemuan arus kendaraan, lokasi wisata, dan juga mengurai kepadatan dengan mengalihkan sebagian kendaraan melalui jalur alternatif.
"Selama arus balik kami sudah menempatkan anggota di titik rawan kemacetan dan kecelakaan, yang dibantu dari beberapa instansi seperti Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi, TNI, dan relawan," tambahnya.
Galih mengatakan pada arus mudik dan balik Lebaran di wilayah hukum Polres Sukabumi angka kasus kecelakaan lalu lintas menurun drastis. Meskipun ada kejadian tetapi hanya luka ringan saja.
Kendaraan pada musim mudik dan balik tersebut didominasi sepeda motor dan mobil pribadi. Untuk saat ini kondisi arus lalu lintas di jalur utara mulai berangsur normal, meskipun demikian pihaknya tetap bersiaga karena masih ada kendaraan pemudik yang memilih pulang dari Sukabumi ke arah Jabodetabek di luar jadwal libur dan cuti bersama Idul Fitri 1440 H.
Baca juga: Lalu lintas jalur alternatif Cikidang-Palabuhanratu ramai kendaraan
Baca juga: Penumpang KA Sukabumi-Cianjur meningkat 40 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019