Pengamat politik yang juga Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi mengatakan PKB berpeluang besar bisa mengusung kadernya untuk berlaga di Pilgub Jawa Barat 2023 terkait dengan lonjakan suara yang diperoleh di Pileg 2019.
"Dengan raihan 13 kursi di DPRD Jawa Barat berkat hasil Pileg 2019 maka PKB punya kans besar untuk mengusung kadernya di Pilkada Jawa Barat 2023 mendatang," kata Karim Suryadi seusai menjadi pembicara dalam diskusi politik di Kantor DPW PKB Jawa Barat Kota Bandung, Kamis.
Dia mengatakan raihan suara PKB di Jawa Barat yang naik 100 persen pada Pileg tahun ini adalah sebuah deposit politik yang penting.
"Jadi PKB hanya butuh tujuh persen, itu berarti PKB tidak lagi bisa digantung oleh dua kekuatan lain karena mencari satu mitra lebih mudah daripada mencari dua mitra," kata dia.
Ia mengatakan jika pada Pilgub Jawa Barat 2018, DPW PKB Jawa Barat harus mengalah untuk mendapatkan posisi wagub karena kursinya kurang, tapi sekarang deposit sudah ditangan.
"Dan sekarang tinggal mencari tujuh persen sehingga PKB bisa mengambil kursi nomor satu dan memberikan persen kepada wakil gubernurnya," kata Karim.
Sementara itu, aihan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di tingkat provinsi atau kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Barat pada Pemilu Legislatif Tahun 2019 meningkat 100 persen dibandingkan dengan raihan suara di Pemilu Legislatif Tahun 2014.
"Untuk di tingkat DPRD Provinsi Jawa Barat, kami optimistis mendapatkan 13 kursi, dari semula tujuh kursi. Sedangkan di tingkat kabupaten/kota, perolehan kursi diperkirakan mencapai 136," kata Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda, di Kota Bandung.
Dia mengatakan jumlah ini naik 39 kursi, dibandingkan total perolehan kursi PKB di DPRD kabupaten/kota se-Jawa Barat di Pemilu 2014 yang hanya mencapai 97 kursi.
Huda mengatakan, pencapaian suara ini berperan besar dalam mempertahankan perolehan suara calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo di Jawa Barat.
Menurutnya, lonjakan peraihan kursi parlemen ini tak lepas dari dukungan penuh dari kaum nahdliyin yang sangat militan serta penguatan dari Nahdatul Ulama (NU) baik secara organisasi maupun perorangan.
"Kami mensyukuri pencapaian suara PKB di Pemilu serentak 2019. Ini merupakan kerja bersama semua elemen partai baik di level pusat maupun daerah yang bersama-sama berjuang membesarkan suara PKB di Jawa Barat," ujar Huda.
Dia menilai banyak kejutan yang terjadi pada Pemilu 2019 ini, di mana dukungan masyarakat Jawa Barat terhadap PKB sangat luar biasa.
Ditempat yang sama, Direktur Repro Indonesia Vici Sofiana Putera mengatakan salah satu faktor peningkatan kursi tersebut adalah lantaran suksesnya PKB menggaet pasar milenial dan itu seiring tampilan partai yang berubah.
Hal tersebut, kata Vici, didorong pula oleh program-program sejumlah menteri dari kader PKB di antaranya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo juga Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
"Selain itu, Perjuangannya bukan hanya perjuangan politik tapi perjuangan ideologi ahlussunnah wal jamaah sebagai akar gerakan PKB," ujar Vici.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Dengan raihan 13 kursi di DPRD Jawa Barat berkat hasil Pileg 2019 maka PKB punya kans besar untuk mengusung kadernya di Pilkada Jawa Barat 2023 mendatang," kata Karim Suryadi seusai menjadi pembicara dalam diskusi politik di Kantor DPW PKB Jawa Barat Kota Bandung, Kamis.
Dia mengatakan raihan suara PKB di Jawa Barat yang naik 100 persen pada Pileg tahun ini adalah sebuah deposit politik yang penting.
"Jadi PKB hanya butuh tujuh persen, itu berarti PKB tidak lagi bisa digantung oleh dua kekuatan lain karena mencari satu mitra lebih mudah daripada mencari dua mitra," kata dia.
Ia mengatakan jika pada Pilgub Jawa Barat 2018, DPW PKB Jawa Barat harus mengalah untuk mendapatkan posisi wagub karena kursinya kurang, tapi sekarang deposit sudah ditangan.
"Dan sekarang tinggal mencari tujuh persen sehingga PKB bisa mengambil kursi nomor satu dan memberikan persen kepada wakil gubernurnya," kata Karim.
Sementara itu, aihan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di tingkat provinsi atau kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Barat pada Pemilu Legislatif Tahun 2019 meningkat 100 persen dibandingkan dengan raihan suara di Pemilu Legislatif Tahun 2014.
"Untuk di tingkat DPRD Provinsi Jawa Barat, kami optimistis mendapatkan 13 kursi, dari semula tujuh kursi. Sedangkan di tingkat kabupaten/kota, perolehan kursi diperkirakan mencapai 136," kata Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda, di Kota Bandung.
Dia mengatakan jumlah ini naik 39 kursi, dibandingkan total perolehan kursi PKB di DPRD kabupaten/kota se-Jawa Barat di Pemilu 2014 yang hanya mencapai 97 kursi.
Huda mengatakan, pencapaian suara ini berperan besar dalam mempertahankan perolehan suara calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo di Jawa Barat.
Menurutnya, lonjakan peraihan kursi parlemen ini tak lepas dari dukungan penuh dari kaum nahdliyin yang sangat militan serta penguatan dari Nahdatul Ulama (NU) baik secara organisasi maupun perorangan.
"Kami mensyukuri pencapaian suara PKB di Pemilu serentak 2019. Ini merupakan kerja bersama semua elemen partai baik di level pusat maupun daerah yang bersama-sama berjuang membesarkan suara PKB di Jawa Barat," ujar Huda.
Dia menilai banyak kejutan yang terjadi pada Pemilu 2019 ini, di mana dukungan masyarakat Jawa Barat terhadap PKB sangat luar biasa.
Ditempat yang sama, Direktur Repro Indonesia Vici Sofiana Putera mengatakan salah satu faktor peningkatan kursi tersebut adalah lantaran suksesnya PKB menggaet pasar milenial dan itu seiring tampilan partai yang berubah.
Hal tersebut, kata Vici, didorong pula oleh program-program sejumlah menteri dari kader PKB di antaranya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo juga Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
"Selain itu, Perjuangannya bukan hanya perjuangan politik tapi perjuangan ideologi ahlussunnah wal jamaah sebagai akar gerakan PKB," ujar Vici.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019