Kepolisian Resor Garut menelusuri kelangkaan komoditas bawang putih di Pasar Induk Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang diduga terjadi akibat praktik penimbunan sehingga menyebabkan kenaikan harga jual mencapai Rp60.000 per kilogram.
"Kita akan menindaknya kalau ada yang menimbun (bawang putih)," kata Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Budi Satria Wiguna di sela-sela inspeksi mendadak bersama pejabat pemerintah daerah di Pasar Guntur Garut, Kamis.
Ia menuturkan, Polres Garut telah menyiapkan tim untuk menangani masalah kejahatan pangan seperti melakukan penimbunan barang untuk tujuan keuntungan pribadi.
Jika polisi menemukan praktik penimbunan barang pangan, kata dia, maka akan ditindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku.
"Kalau ada oknum yang menimbun bahan pokok kita tindak," katanya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, memastikan pasokan komoditas bawang putih aman untuk memenuhi permintaan masyarakat pada saat Ramadhan, dan tidak akan terjadi kelangkaan seperti yang terjadi sejak beberapa hari ini.
"Berdasarkan laporan pasokan dari Cirebon mengalami sedikit masalah, tapi Insya Allah beberapa hari ini pasokan akan lancar di Garut," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.
Ia menuturkan, hasil peninjauan terhadap beberapa pedagang memperlihatkan adanya kendala masalah pasokan bawang putih, padahal permintaan masyarakat menjelang Ramadhan cukup tinggi untuk kebutuhan memasak.
Pasokan yang minim, kata dia, menyebabkan harga bawang putih di Pasar Induk Guntur melonjak naik menjadi Rp60.000 dari harga bulan lalu Rp15.000 per kilogram.
"Biasanya harga bawang putih itu Rp15 ribuan perkilonya, karena pasokan sekarang sangat minim jadi harganya mengalami kenaikan di tingkat pengecer sampai Rp60 ribuan," katanya.
Ia mengatakan, harga barang pangan di pasar tradisional Garut terjadi kenaikan, namun yang cukup mendapatkan perhatian pedagang yakni kenaikan komoditas bawang putih.
Kebutuhan pangan lainnya seperti telur, kata dia, juga terjadi kenaikan tetapi tidak terlalu tinggi, bahkan ada juga beberapa harga komoditas pangan yang turun.
Ia mengungkapkan, khusus komoditas bawang putih memang dipasok dari luar daerah, bahkan barangnya ada yang impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Garut.
Kondisi tersebut, lanjut dia, tidak hanya terjadi di Garut, tetapi beberapa daerah, termasuk pasar tradisional di kota besar terjadi kelangkaan.
"Kenaikan harga bawang bukan hanya di Garut saja, beberapa daerah juga terjadi kelangkaan, dikarenakan pasokan yang biasanya lancar sekarang tersendat," katanya.
Ia berharap, beberapa hari ke depan pasokan bawang putih dapat kembali lancar dan harganya kembali turun sehingga masyarakat tidak panik menyambut bulan Ramadhan.
"Kita melalui dinas pasar sudah melakukan koordinasi agar pasokan kembali lancar," katanya.
Baca juga: Jabar pernah jadi produsen bawang putih
Baca juga: Petani Garut belum mampu produksi bawang putih
Baca juga: Stok bawang menjadi perhatian khusus Pemkab Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Kita akan menindaknya kalau ada yang menimbun (bawang putih)," kata Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Budi Satria Wiguna di sela-sela inspeksi mendadak bersama pejabat pemerintah daerah di Pasar Guntur Garut, Kamis.
Ia menuturkan, Polres Garut telah menyiapkan tim untuk menangani masalah kejahatan pangan seperti melakukan penimbunan barang untuk tujuan keuntungan pribadi.
Jika polisi menemukan praktik penimbunan barang pangan, kata dia, maka akan ditindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku.
"Kalau ada oknum yang menimbun bahan pokok kita tindak," katanya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, memastikan pasokan komoditas bawang putih aman untuk memenuhi permintaan masyarakat pada saat Ramadhan, dan tidak akan terjadi kelangkaan seperti yang terjadi sejak beberapa hari ini.
"Berdasarkan laporan pasokan dari Cirebon mengalami sedikit masalah, tapi Insya Allah beberapa hari ini pasokan akan lancar di Garut," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.
Ia menuturkan, hasil peninjauan terhadap beberapa pedagang memperlihatkan adanya kendala masalah pasokan bawang putih, padahal permintaan masyarakat menjelang Ramadhan cukup tinggi untuk kebutuhan memasak.
Pasokan yang minim, kata dia, menyebabkan harga bawang putih di Pasar Induk Guntur melonjak naik menjadi Rp60.000 dari harga bulan lalu Rp15.000 per kilogram.
"Biasanya harga bawang putih itu Rp15 ribuan perkilonya, karena pasokan sekarang sangat minim jadi harganya mengalami kenaikan di tingkat pengecer sampai Rp60 ribuan," katanya.
Ia mengatakan, harga barang pangan di pasar tradisional Garut terjadi kenaikan, namun yang cukup mendapatkan perhatian pedagang yakni kenaikan komoditas bawang putih.
Kebutuhan pangan lainnya seperti telur, kata dia, juga terjadi kenaikan tetapi tidak terlalu tinggi, bahkan ada juga beberapa harga komoditas pangan yang turun.
Ia mengungkapkan, khusus komoditas bawang putih memang dipasok dari luar daerah, bahkan barangnya ada yang impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Garut.
Kondisi tersebut, lanjut dia, tidak hanya terjadi di Garut, tetapi beberapa daerah, termasuk pasar tradisional di kota besar terjadi kelangkaan.
"Kenaikan harga bawang bukan hanya di Garut saja, beberapa daerah juga terjadi kelangkaan, dikarenakan pasokan yang biasanya lancar sekarang tersendat," katanya.
Ia berharap, beberapa hari ke depan pasokan bawang putih dapat kembali lancar dan harganya kembali turun sehingga masyarakat tidak panik menyambut bulan Ramadhan.
"Kita melalui dinas pasar sudah melakukan koordinasi agar pasokan kembali lancar," katanya.
Baca juga: Jabar pernah jadi produsen bawang putih
Baca juga: Petani Garut belum mampu produksi bawang putih
Baca juga: Stok bawang menjadi perhatian khusus Pemkab Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019