Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat menyatakan mayoritas petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) mengalami kelelahan saat bertugas karena harus menyalin berbagai formulir sehingga ada 12 orang yang meninggal dunia saat atau usai bertugas.

"Itu kan ada enam set. Lembarannya cukup besar. Jadi itu lima pemilihan berarti. Lima jenis pemilihan, lima jenis formulir C1, banyak itemnya. Kurang lebih ada 20 sampai 30 lembar. Kali saksi 16 partai, kali DPD jadi wajar kalau itu sangat melelahkan sekali," kata Ketua KPU Jawa Barat, Rifqi Ali Mubarok, di Gedung Sate Bandung, Sabtu.

Dia mengatakan salah satu tugas terberat yang harus dihadapi oleh petugas KPPS ialah menyalin berbagai formulir Pemilu 2019.

"Yang paling menghabiskan waktu itu nyalinnya. Jadi kan perhitungan suara selesai pukul 23.00 malam, yang lama itu nyalinnya untuk plano, nyalin ke jenis formulinya," kata dia.

Menurut dia, saat awal masa rekrutmen petugas KPPS pihaknya sudah menyampaikan sejumlah hal yang harus diterima oleh petugas KPPS dan ada test kesehatan.

"Surat kesehatan sudah. Cuma problem kita banyak yang siap jadi KPPS secara persyaratan atau memenuhi. Tapi tidak banyak yang mau. Kan gitu ya. Maka kemudian yang sekarang di TPS itu adalah yang siap dan mau. Dana itu akan sangat luar biasa kesukarelaannya dengan honor tidak seberapa tapi mereka kerja full," kata dia.

Pihaknya menyatakan hingga 19 April 2019, tercatat ada 12 orang petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia terkait pelaksanaan Pemilu 2019.

"(Petugas KPPS di Jabar yang meninggal dunia) tambah menjadi 12, nambah 2 jadi 12 orang yang meninggal. Itu di sembilan kota/kabupaten," kata dia.

Ketika ditanyakan apakah pihaknya akan memberikan santunan kepada 12 orang petugas KPPS yang meninggal dunia saat atau usai bertugas, Rifqi mengatakan akan mengkaji hal tersebut.

"Itu agak susah (memberikan santunan). Itu kan tidak mengenal santunan. Bahkan tadi kita sudah koordinasi dengan pemerintah provinsi, akhirnya kita upayakan ada santunan," kata dia.

Usai proses pemilu berakhir, lanjut dia, pihaknya akan mendata semua yang terkena musibah seperti meninggal dunia, baik di tinakat TPS, kelurahan atau kecamatan. 

"Saya mendapatkan data bukan hanya di tingkat TPS, tapi mungkin juga di tingkat kelurahan dan kecematan. Jadi kami sedang mendata, dan coba koordinasikan dengan pemerintah provinsi," kata dia.

Berikut adalah nama-nama 12 petugas KPPS di Jawa Barat yang meninggal dunia.


Kabupaten Purwakarta, yakni Deden Damanhuri (46 tahun) dan Carman (45 tahun). Penyebab kematian mengalami pecah pembuluh darah dan kondisi badan lemah.


Kabupaten Bandung, Indra Lesmana alias Alex (28 tahun), penyebab kematian awalnya mengeluh merasa mual/sakit.


Kota Bekasi Ahmad Salahudin, Ketua KPPS TPS 081 Kelurahan Kranji Bekasi Barat, penyebab kematian tertabrak truk.


Kabupaten Tasikmalaya, yakni H Jeje dan Supriyanto efek Kecapaian di TPS, mempunyai riwayat jantung karena kelelahan.


Kabupaten Kuningan, yakni Nana Rismana karena kelelahan.


Kabupaten Bogor Jaenal (56 tahun), yakni kelelahan saat mengambil logistik di gudang penyimpanan

Kabupaten Karawang, yakni Yaya Suhaya diduga kelelahan.


Kota Sukabumi, yakni Tatang Sopandi (48 tahun) demam setelah beberapa hari, sebelumnya aktif membantu sortir di gudang logistik KPU


Kabupaten Sukabumi, yakni Idris Hadi (64 tahun) dan Usman Suparman kelelahan pada saat P2S selesai (riwayat penyakit jantung).


Baca juga: KPU Jabar: 12 petugas KPPS meninggal saat Pemilu

Baca juga: KPU Jabar: 8 TPS akan lakukan Pemilu lanjutan



 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019